Jumat, 25 Mei 2018

2000: Kerangka Aksi Forum Pendidikan Dunia (Dakar)



PEMBAHASAN

A.        2000: Kerangka Aksi Forum Pendidikan Dunia (Dakar)
Kerangka Aksi
Pasal 3:
Prinsip dasar kerangka ini adalah bahwa sekolah seyogyanya mengakomodasi semua anak … ini seyogyanya mencakup anak penyandang ketunaan dan anak berbakat, anak jalanan dan anak yang bekerja, anak dari kaum pengembara atau daerah terpencil, anak dari kelompok minoritas berdasarkan bahasanya, etniknya atau budayanyadan anak dari kelompok atau daerah lain yang kurang beruntung atau terkepinggirkan …. Tantangan yang dihadapi oleh sekolah inklusif adalah bahwa harus dikembangkannya pedagogi yang berpusat pada diri anak yang mampu mendidik semua anak.
Pasal 4:
… perbedaan umat manusia itu normal adanya dan pembelajaran harus disesuaikan dengan kebutuhan anak, bukannya anak yang disesuaikan dengan asumsi-asumsi yang tidak berdasar. … Pedagogi yang berpusat pada diri anak akan menguntungkan bagi semua siswa, dan akhirnyajuga bagi keseluruhan masyarakat. … ini dapat sangat menurunkan angka putus sekolah dan tinggal kelas. … di samping menjamin tercapainya tingkat pencapaian rata-rata yang lebih tinggi … Sekolah yang berpusat pada diri anak juga merupakan tempat pelatihan untuk masyarakat yang berorientasi pada orang-orang yang menghargai perbedaan dan martabat seluruh umat manusia.
Pasal 6:
 Inklusi dan partisipasi itu sangat penting bagi martabat manusia dan bagi terwujudnya dan dilaksanakannya hak asasi manusia.

Pasal 7:
Prinsip mendasar dari sekolah inklusif adalah bahwa semua anak seyogyanya belajar bersama-sama, sejauh memungkinkan, apa pun kesulitan atau perbedaan yang ada pada diri mereka. Sekolah inklusif harus mengakui dan tanggap terhadap keberagaman kebutuhan siswa-siswanya, mengakomodasi gaya dan kecepatan belajar yang berbeda-beda…
 Pasal 10:
Pengalaman menunjukkan bahwa sekolah inklusif, yang memberi layanan kepada semua anak di masyarakat, sangat berhasil dalam menggalang dukungan dari masyarakat dan dalam menemukan cara yang imaginative dan inovatif untuk memanfaatkan ketersediaan sumber-sumber yang terbatas.• Pasal 18: Kebijakan pendidikan pada semua level, dari level nasional hingga local, seyogyanya menetapkan bahwa seorang anak penyandang ketunaan bersekolah di lingkungan tempat tinggalnya, di sekolah yang akan dimasukinya andaikata dia tidak memiliki ketunaan.

Lampiran 5: Konferensi Dakar
Pada bulan April 2000 lebih dari 1100 peserta dari 164 negara berkumpul di Dakar, Senegal, untuk Forum Pendidikan Dunia. Dari guru hingga perdana menteri, dari akademisi hingga pembuat kebijakan, dari lembaga nonpemerintah hingga ketua organisasi internasional utama, mereka menetapkan Kerangka Aksi Dakar, Pendidikan untuk Semua: Memenuhi Komitmen Kolektif, yang terdiri dari 2000 kata.Pendidikan untuk Semua: Memenuhi Komitmen KolektifTeks yang ditetapkan oleh Forum Pendidikan Dunia di Dakar,Senegal, 26-28 April 20007. Kami dengan ini secara kolektif menyatakan komitmen kami untuk mencapai tujuan-tujuan berikut:
(i) Memperluas dan meningkatkan perawatan dan pendidikan usia dini yang komprehensif, terutama bagi anak-anak yang paling rentan dan kurang beruntung;
(ii) Menjamin bahwa menjelang tahun 2015 semua anak, terutama anak perempuan, anak yang mengalami keadaan yang sulit dan mereka yang termasuk etnik minoritas, memperoleh akses ke dan menamatkan pendidikan dasar wajib dan bebas biaya dengan kualitas baik;
(iii) Menjamin bahwa kebutuhan belajar semua anak dan orang dewasa dipenuhi melalui kesamaan akses ke program pembelajaran dan keterampilan kehidupan yang tepat;
(iv) Mencapai 50 persen perbaikan dalam tingkat melek huruf di kalangan orang dewasa menjelang tahun 2015, terutama untuk perempuan, dan kesamaan akses ke pendidikan dasar dan lanjut untuk semua orang dewasa;
(v) Menghilangkan kesenjangan gender dalam pendidikan dasar dan menengah menjelang tahun 2005, dan mencapai kesamaan gender dalam pendidikan menjelang tahun 2015, dengan focus pada jaminan terhadap kesamaan akses ke dan pencapaian dalam pendidikan dasar berkualitas bagi anak perempuan;
(vi) Meningkatkan semua aspek kualitas pendidikan dan menjamin kualitas terbaik bagi semua sehingga hasil belajar yang terakui dan terukur dapat dicapai oleh semua, terutama dalam baca/tulis, berhitung dan keterampilan kehidupan yang esensial.28 April 2000, Dakar, SenegalLampiran 6: Apa yang Terjadi pada Forum Pendidikan Dunia? Instituto Fronesis, Mei 2000, Sebuah Kritik dari Selatan, dari Kampanye NGO (Dakar, Senegal, 26-28 April 2000), Rosa María Torres,http://www.campaignforeducation.org/_html/docs/welcome/frameset.shtml“Tidak banyak yang terjadi di Dakar.
Ini merupakan pertemuan yang sangat besar dan mahal tanpa cahaya dan tanpa harapan, dengan logistik yang rumit, dengan sedikit kejutan dan dengan hasil yang sudah diantisipasi, sebagaimana biasanya pada peristiwa-peristiwa yang pada dasarnya hanya untuk membahas dan menyepakati dokumen-dokumen yang sudah dipersiapkan sebelumnya dansudah melalui berbagai draft. Yang masih terbuka untuk didiskusikan hanyalah bentuknya, bukan isinya: mengganti,menghapus atau menambahkan kata, memindahkan paragraph, atau lebih menonjolkan satu gagasan tertentu di antara gagasan-gagasan lain. Sering kali, perdebatan dan kemenangan berkutat sekitar "memasukkan " kalimat atau paragraph yang dipandang relevan oleh setiap orang atau kelompok dari sudut pandangnya atau bidang minatnya masing-masing: pendidikan bagi anak perempuan, melindungi lingkungan, penghapusan hutang, perkembangan anak usia dini, anak jalanan, pemberantasan mempekerjakan anak, perspektif gender, pencegahan HIV/AIDS, kelompok terasing, kerjasama Selatan-Selatan, pengembangan guru, keterlibatan masyarakat, perang melawan kemiskinan, dan seterusnya.
Hasilnya adalah dokumen yang mencakup segala hal, mencakup setiap orang tetapi tidak mewakili ataupun memuaskan pihak tertentu. Itulah yang selalu terjadi dengan dokumen dan deklarasi internasional, dan akhirnya dokumen-dokumen itu menjadi sangat umum, kembali ke hal-hal yang biasa, berisikan kekaburan dan ambiguitas, dan menciptakan ilusi tentang idealisme bersama, consensus dan komitmen.Pendidikan untuk Semua 1990-2000 pada dasarnya merupakan rencana pergerakan top-down, yang dilaksanakan dan dievaluasi oleh elit politik dan teknokrat internasional dan nasional, dengan sedikit sekali informasiatau dorongan untuk berpartisipasi diberikan kepada warga masyarakat, bahkan juga kepada guru ataupun peneliti danspesialis pendidikan. Rencana Pendidikan untuk Semua di tingkat nasional biasanya merupakan rencana pemerintah, yang digariskan dan dibahas di belakang pintu tertutup olehfungsionaris nasional dan internasional.
Pertemuan global,regional dan nasional untuk memonitor PUS merupakan pertemuan yang dihadiri oleh sejumlah kecil wajah yang dikenal masyarakat. Sedikit saja orang yang tahu tentang pekerjaan yang dilakukan oleh Forum PUS – badan internasional yang memonitor PUS, yang sekretariatnya terletak di kantor UNESCO, di Paris – atau tentang komposisikomite pengarahnya, pertemuan-pertemuan yang diadakannya dan keputusan-keputusan yang diambilnya. Asesmen akhir dasawarsa PUS bagi banyak orang merupakan peringatan bahwa ada sesuatu yang disebut Pendidikan untuk Semua, yang tengah dievaluasi oleh orang lain dan yang sudah hampir berakhir.Lima belas tahun ke depan tidak boleh merupakan pengulangan cerita ini. Tidak mungkin memisahkan antara pemikiran (top) dengan tindakan (bottom), baik dalam hubungan antara lembaga internasional dengan pemerintah nasional ataupun dalam hubungan antara pemerintah nasional/lokal dengan masyarakat nasional/lokal.
Menerima pembedaan ini berarti menerima bahwa terdapat pihak tertentu yang merencanakan dan pihak lain yang terbatas pada pelaksanaannya, bahwa investigasi dan analisisnya sudah dilakukan dan bahwa yang tersisa hanyalah mengkonversinya ke dalam rencana aksi. Melakukan sesuatu secara baik berarti berpikir dan bertindak pada semua level. Mendiskusikan diagnosis dan strategi yang ditetapkan pada level makro, dan mengemukakan saran-saran tentang "apa " dan"bagaimana" untuk setiap konteks yang spesifik, merupakan tugas untuk Forum PUS Nasional dan untuk masyarakat sipil secara keseluruhan.

B.        Intisari 2000: Kerangka Aksi Forum Pendidikan Dunia (Dakar)
1.      Akan di perluas dan ditingkatkan perawatan pada pendidikan anka usia dini yang komprehensif , dan di khuskan untuk anak-anak yang kurang beruntung.
2.      Adanya jaminan untuk semua anak terutama untuk anak perempuan pada tahun 2015 bahwa mereka akan mendapatkan bantuan untuk memperoleh pendidikan dan menamatkan pendidikan nya tanpa dikenakan biaya .
3.      Akan adanya perbaikan mengenai tingkat melek hurup untuk orang dewasa terutama kaum perempuan .
4.      Dihilangkannya kesenjangan gender agar semua orang bisa mendapatkan akses pendidikan yang sama  dan mendapatkan kesamaan gender sehingga semua orang mempunyai hak untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas.
5.      Untuk meningkatkan semua aspek yang berhubungan dengan pendidikan agar pendidikan yang ada memiliki kualits yang baik sehingga hasil belajar yang didapat mendapatkan hasil yang seoptimal mungkin terutama dalam bidang membaca dan menulis serta kemampuan berhitung dapat tercapai dengan baik.
6.      Semua anak berhak mendapatkan pendidikan yang sama tanpa adanya perbedaan-perbedaan pada setiap anak .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar