PEMBAHASAN
A. 2000: Kerangka Aksi Forum Pendidikan Dunia (Dakar)
Kerangka Aksi
Pasal
3:
Prinsip
dasar kerangka ini adalah bahwa sekolah seyogyanya mengakomodasi semua anak …
ini seyogyanya mencakup anak penyandang ketunaan dan anak berbakat, anak
jalanan dan anak yang bekerja, anak dari kaum pengembara atau daerah terpencil,
anak dari kelompok minoritas berdasarkan bahasanya, etniknya atau budayanyadan
anak dari kelompok atau daerah lain yang kurang beruntung atau terkepinggirkan
…. Tantangan yang dihadapi oleh sekolah inklusif adalah bahwa harus
dikembangkannya pedagogi yang berpusat pada diri anak yang mampu mendidik semua
anak.
Pasal
4:
…
perbedaan umat manusia itu normal adanya dan pembelajaran harus disesuaikan
dengan kebutuhan anak, bukannya anak yang disesuaikan dengan asumsi-asumsi yang
tidak berdasar. … Pedagogi yang berpusat pada diri anak akan menguntungkan bagi
semua siswa, dan akhirnyajuga bagi keseluruhan masyarakat. … ini dapat sangat
menurunkan angka putus sekolah dan tinggal kelas. … di samping menjamin
tercapainya tingkat pencapaian rata-rata yang lebih tinggi … Sekolah yang
berpusat pada diri anak juga merupakan tempat pelatihan untuk masyarakat yang
berorientasi pada orang-orang yang menghargai perbedaan dan martabat seluruh
umat manusia.
Pasal
6:
Inklusi dan partisipasi itu sangat penting
bagi martabat manusia dan bagi terwujudnya dan dilaksanakannya hak asasi
manusia.
Pasal
7:
Prinsip
mendasar dari sekolah inklusif adalah bahwa semua anak seyogyanya belajar
bersama-sama, sejauh memungkinkan, apa pun kesulitan atau perbedaan yang ada
pada diri mereka. Sekolah inklusif harus mengakui dan tanggap terhadap
keberagaman kebutuhan siswa-siswanya, mengakomodasi gaya dan kecepatan belajar
yang berbeda-beda…
Pasal 10:
Pengalaman
menunjukkan bahwa sekolah inklusif, yang memberi layanan kepada semua anak di
masyarakat, sangat berhasil dalam menggalang dukungan dari masyarakat dan dalam
menemukan cara yang imaginative dan inovatif untuk memanfaatkan ketersediaan
sumber-sumber yang terbatas.• Pasal 18: Kebijakan pendidikan pada semua level,
dari level nasional hingga local, seyogyanya menetapkan bahwa seorang anak
penyandang ketunaan bersekolah di lingkungan tempat tinggalnya, di sekolah yang
akan dimasukinya andaikata dia tidak memiliki ketunaan.
Lampiran 5: Konferensi Dakar
Pada
bulan April 2000 lebih dari 1100 peserta dari 164 negara berkumpul di Dakar,
Senegal, untuk Forum Pendidikan Dunia. Dari guru hingga perdana menteri, dari
akademisi hingga pembuat kebijakan, dari lembaga nonpemerintah hingga ketua
organisasi internasional utama, mereka menetapkan Kerangka Aksi Dakar,
Pendidikan untuk Semua: Memenuhi Komitmen Kolektif, yang terdiri dari 2000
kata.Pendidikan untuk Semua: Memenuhi Komitmen KolektifTeks yang ditetapkan
oleh Forum Pendidikan Dunia di Dakar,Senegal, 26-28 April 20007. Kami dengan
ini secara kolektif menyatakan komitmen kami untuk mencapai tujuan-tujuan
berikut:
(i)
Memperluas dan meningkatkan perawatan dan pendidikan usia dini yang
komprehensif, terutama bagi anak-anak yang paling rentan dan kurang beruntung;
(ii)
Menjamin bahwa menjelang tahun 2015 semua anak, terutama anak perempuan, anak
yang mengalami keadaan yang sulit dan mereka yang termasuk etnik minoritas,
memperoleh akses ke dan menamatkan pendidikan dasar wajib dan bebas biaya
dengan kualitas baik;
(iii)
Menjamin bahwa kebutuhan belajar semua anak dan orang dewasa dipenuhi melalui
kesamaan akses ke program pembelajaran dan keterampilan kehidupan yang tepat;
(iv)
Mencapai 50 persen perbaikan dalam tingkat melek huruf di kalangan orang dewasa
menjelang tahun 2015, terutama untuk perempuan, dan kesamaan akses ke
pendidikan dasar dan lanjut untuk semua orang dewasa;
(v)
Menghilangkan kesenjangan gender dalam pendidikan dasar dan menengah menjelang
tahun 2005, dan mencapai kesamaan gender dalam pendidikan menjelang tahun 2015,
dengan focus pada jaminan terhadap kesamaan akses ke dan pencapaian dalam
pendidikan dasar berkualitas bagi anak perempuan;
(vi)
Meningkatkan semua aspek kualitas pendidikan dan menjamin kualitas terbaik bagi
semua sehingga hasil belajar yang terakui dan terukur dapat dicapai oleh semua,
terutama dalam baca/tulis, berhitung dan keterampilan kehidupan yang
esensial.28 April 2000, Dakar, SenegalLampiran 6: Apa yang Terjadi pada Forum
Pendidikan Dunia? Instituto Fronesis, Mei 2000, Sebuah Kritik dari Selatan,
dari Kampanye NGO (Dakar, Senegal,
26-28 April 2000), Rosa María
Torres,http://www.campaignforeducation.org/_html/docs/welcome/frameset.shtml“Tidak
banyak yang terjadi di Dakar.
Ini
merupakan pertemuan yang sangat besar dan mahal tanpa cahaya dan tanpa harapan,
dengan logistik yang rumit, dengan sedikit kejutan dan dengan hasil yang sudah
diantisipasi, sebagaimana biasanya pada peristiwa-peristiwa yang pada dasarnya
hanya untuk membahas dan menyepakati dokumen-dokumen yang sudah dipersiapkan
sebelumnya dansudah melalui berbagai draft. Yang masih terbuka untuk
didiskusikan hanyalah bentuknya, bukan isinya: mengganti,menghapus atau
menambahkan kata, memindahkan paragraph, atau lebih menonjolkan satu gagasan tertentu
di antara gagasan-gagasan lain. Sering kali, perdebatan dan kemenangan berkutat
sekitar "memasukkan " kalimat atau paragraph yang dipandang relevan
oleh setiap orang atau kelompok dari sudut pandangnya atau bidang minatnya
masing-masing: pendidikan bagi anak perempuan, melindungi lingkungan,
penghapusan hutang, perkembangan anak usia dini, anak jalanan, pemberantasan
mempekerjakan anak, perspektif gender, pencegahan HIV/AIDS, kelompok terasing,
kerjasama Selatan-Selatan, pengembangan guru, keterlibatan masyarakat, perang
melawan kemiskinan, dan seterusnya.
Hasilnya
adalah dokumen yang mencakup segala hal, mencakup setiap orang tetapi tidak
mewakili ataupun memuaskan pihak tertentu. Itulah yang selalu terjadi dengan
dokumen dan deklarasi internasional, dan akhirnya dokumen-dokumen itu menjadi
sangat umum, kembali ke hal-hal yang biasa, berisikan kekaburan dan ambiguitas,
dan menciptakan ilusi tentang idealisme bersama, consensus dan
komitmen.Pendidikan untuk Semua 1990-2000 pada dasarnya merupakan rencana
pergerakan top-down, yang dilaksanakan dan dievaluasi oleh elit politik dan
teknokrat internasional dan nasional, dengan sedikit sekali informasiatau
dorongan untuk berpartisipasi diberikan kepada warga masyarakat, bahkan juga
kepada guru ataupun peneliti danspesialis pendidikan. Rencana Pendidikan untuk
Semua di tingkat nasional biasanya merupakan rencana pemerintah, yang
digariskan dan dibahas di belakang pintu tertutup olehfungsionaris nasional dan
internasional.
Pertemuan
global,regional dan nasional untuk memonitor PUS merupakan pertemuan yang
dihadiri oleh sejumlah kecil wajah yang dikenal masyarakat. Sedikit saja orang
yang tahu tentang pekerjaan yang dilakukan oleh Forum PUS – badan internasional
yang memonitor PUS, yang sekretariatnya terletak di kantor UNESCO, di Paris –
atau tentang komposisikomite pengarahnya, pertemuan-pertemuan yang diadakannya
dan keputusan-keputusan yang diambilnya. Asesmen akhir dasawarsa PUS bagi
banyak orang merupakan peringatan
bahwa ada sesuatu yang disebut Pendidikan untuk Semua, yang tengah dievaluasi
oleh orang lain dan yang sudah hampir berakhir.Lima belas tahun ke depan tidak
boleh merupakan pengulangan cerita ini. Tidak mungkin memisahkan antara
pemikiran (top) dengan tindakan (bottom), baik dalam hubungan antara lembaga
internasional dengan pemerintah nasional ataupun dalam hubungan antara
pemerintah nasional/lokal dengan masyarakat nasional/lokal.
Menerima
pembedaan ini berarti menerima bahwa terdapat pihak tertentu yang merencanakan
dan pihak lain yang terbatas pada pelaksanaannya, bahwa investigasi dan
analisisnya sudah dilakukan dan bahwa yang tersisa hanyalah mengkonversinya ke
dalam rencana aksi. Melakukan sesuatu secara baik berarti berpikir dan
bertindak pada semua level. Mendiskusikan diagnosis dan strategi yang
ditetapkan pada level makro, dan mengemukakan saran-saran tentang "apa
" dan"bagaimana" untuk setiap konteks yang spesifik, merupakan
tugas untuk Forum PUS Nasional dan untuk masyarakat sipil secara keseluruhan.
B. Intisari 2000: Kerangka Aksi Forum Pendidikan Dunia (Dakar)
1.
Akan
di perluas dan ditingkatkan perawatan pada pendidikan anka usia dini yang
komprehensif , dan di khuskan untuk anak-anak yang kurang beruntung.
2.
Adanya
jaminan untuk semua anak terutama untuk anak perempuan pada tahun 2015 bahwa
mereka akan mendapatkan bantuan untuk memperoleh pendidikan dan menamatkan
pendidikan nya tanpa dikenakan biaya .
3.
Akan
adanya perbaikan mengenai tingkat melek hurup untuk orang dewasa terutama kaum
perempuan .
4.
Dihilangkannya
kesenjangan gender agar semua orang bisa mendapatkan akses pendidikan yang
sama dan mendapatkan kesamaan gender
sehingga semua orang mempunyai hak untuk mendapatkan pendidikan yang
berkualitas.
5.
Untuk
meningkatkan semua aspek yang berhubungan dengan pendidikan agar pendidikan yang
ada memiliki kualits yang baik sehingga hasil belajar yang didapat mendapatkan
hasil yang seoptimal mungkin terutama dalam bidang membaca dan menulis serta
kemampuan berhitung dapat tercapai dengan baik.
6.
Semua
anak berhak mendapatkan pendidikan yang sama tanpa adanya perbedaan-perbedaan
pada setiap anak .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar