SCHOOL
FUN IS WALDROF SCHOOL
Pendidikan
merupakan suatu keharusan, karena dengan pendidikan manusia akan memiliki
kemampuan dan kepribadian yang berkembang , yang disebut manusia seluruhnya.
Hederson (1959) mengemukakan bahwa pendidikan pada
dasarnya suatu hal yang tidak dapat dielakan oleh manusia, suatu perbuatan yang
“tidak boleh” tidak terjadi, karena
pendidikan itu membimbing generasi muda untuk mencapai suatu generasi yang
lebih baik.
Dalam
undang-undang RI NO. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dikatakan
bahwa: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.
Pendidikan pada hakikatnya mengandung tiga unsur, yaitu
mendidik, mengajar, dan melatih. Ketiga istilah tersebut memiliki pengertian
yang berbeda. Pendidikan dalam pelaksanaanya berbentuk pergaulan antara
pendidik dan anak didik, namun tentu suatu pergaulan yang tertuju kepada tujuan
pendidikan, yaitu manusia mandiri, memahami nilai, norma-norma susila dan
sekaligus ammpu berprilaku sesuai dengan nilai-nilai norma tersebut. Pendidikan
fungsinya membimbing anak didik, dan bimbingan itu akan mempengaruhi anak didik
kearah yang sesuai dengan tujuan yang ditentukan , yaitu untuk mencapai
pendewasaan.
Dalam proses pendidikan, manusia merupakan unsur yang
sangat menentukan guna terselenggaranya pendidikan yang efektif dan efisien,
kedua unsur manusia tersebut adalah pendidik dan anak didik. Pendidik dan anak
didik merupakan kunci bagi terjadinya pendidikan.
Terlihat
di zaman sekarang ini dunia pendidikan sudah berkembang secara pesat baik di
Luar Negeri ataupun di Indonesi itu sendiri . Di Indonesia sudah jelas terlihat
bahwa dunia pendidikannya sudah semakin maju dengan mengikuti perkembangan
zaman . Terutama di Pendidikan Anak Usia Dini dulu Indonesia sangat kurang
memperhatikan akan pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini baik dari pemerintahnya
ataupun masyarakatnya yang menganggap bahwa Anak Usia Dini tidak adanya sekolah
khusus karena dirumah pun anak-anak sudah diajarkan oleh ibunya atau keluarganya
tanpa harus sekolah ke PAUD/TK.
Sebenarnya kehadiran PAUD di Indonesia sudah ada sebelum
terjadinya kemerdekaan. Dimana pada saat terjadinya pergerakan nasional pada
masa penjajahan Belanda (1908-1941) dan masa penjajahan Jepang (1942-1945) PAUD
telah ada . Namun keberadaan Pendidikan Anak Usia Dini di Indonesia tidak akan terlepas dari perkembangan Pendidikan
Anak Usia Dini di dunia Iternasional.
Namun pada masa-masa itu pendidikan hanya diperuntukan
untuk anak-anak keturunan Belanda, Eropa, dan Bangsawan mulai dikenal oleh
Cendikiawan muda pribumi. Semakin pesatnya perkembangan pendidikan Anak Usia
Dini di Internasional dan memberikan dampak yang positif bagi Indonesia karena
, berkembang pesat juga Pendidikan Anak Usia Dini di Indonesia .
Namun,
sekarang Pendidikan Anak Usia Dini sedang gencar-gencarnya menjadi program
pemerintah dalam meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Di kota-kota besar
sekolah PAUD dijadikan syarat untuk masuknya ke jenjang sekolah dasar.
Pendidikan Anak Usia Dini memberikan dampak yang begitu besar dalam proses
perkembangan anak , karena anak usia dini merupakan Golden Age atau masa
keemasan dimana fase ini sangat menentukan kehidupan anak dimasa yang akan
datang. pada masa ini kecerdasan anak benar-benar tinggi dan harus dikembangan
melalui proses belajar yang dikemas dengan bermain dan diterapkan nya karakter
yang baik pada anak agar kedepannya budi pekerti anak baik. Dan sekarang di
perkampungan sudah mulai diadakannya PAUD walaupun sarana dan prasarana nya
masih belum bagus hanya saja itu sudah membantuk anak-anak yang ada
diperkampungan mendapatkan pendidikan dari sejak dini agar kelak mereka tumbuh
menjadi sumber daya manusia yang berkualitas yang dapat memajukan Bangsa
Indonesia ini.
Dalam
sejarah perkembangan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD Early Childhood
Education-ECE) terdapat beberapa nama sebagai filsuf dalam pendidikan anak.
Pemikiran dan gagasan-gagasan mereka sampai saat ini masih digunakan sebagai
acuan untuk mengembangkan penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini di
Indonesia.
dimana sekarang ini sudah banyak sekolah PAUD/TK yang
menerapkan model-model Pendidikan Anak Usia Dini yang digunakan di
Internasional seperti Model Maria Montessori, Model High Scope, Model Bank
Street, Model Waldrof, dan Model Reggio Emilia, ada yang sebagian dari beberapa
model tersebut di gunakan juga di PAUD/TK yang di indonesia walaupun masih
belum semua menerapkan hanya di kota-kota besar saja . Salah satu Model
Pendidikan Anak Usia Dini yang terkenal di Internasional dan digunakan di
PAUD/TK di Indonesia adalah :
a. MODEL PEMBELAJARAN WALDROF
Waldrof berasal dari Eropa dan telah menyebar ke seluruh
dunia. Banyak yang tertarik dengan pendekatan ini karena mereka melihatnya
sebagai sebuah alternatif untuk pendidikan tradisional dan sebagai inspirasi
untuk memperbaiki pendidikan. Model Pembelajaran Waldrof memiliki
tujuan untuk meningkatkan perkembangan anak secara optimal dengan pembelajaran
yang sehat , tidak tergesa-gesa dan disesuaikan dengan perkembangan anak yang
setiap anak pasti memiliki perkembangan yang berbeda-beda.
Tokoh dari pendekatan Waldrof adalah
Rudolf Steiner. Ia dilahirkan di Austria pada tahun 1861. Rudolf Steiner yang
berkarya sampai tahun 1925 memiliki pandangan yang bersumber dari perpaduan
jiwa seseorang humanis dan ilmuwan.
Rudolf Steiner berinisiatif untuk memulai mendirikan
sistem pendidikan yang unik ini. Dia menawarkan usul yang tidak ternilai untuk
pembaruan tidak hanya di dalam dunia pendidikan tetapi juga dalam dunia
kedokteran, pertanian, kesenian, dan ilmu pengetahuan. Dalam program Rudolf
Steiner membuat program pendidikan yang bukan hanya bisa di terapkan di masa
kanak-kanak tapi juga bisa diterapkan hingga sekolah menengah.
Pada
1919, Waldrof Astoria cigarrete Company mendirikan Waldrof School di Stuttgat,
Jerman. Pada awalnya sekolah yang didirikan ini di khususkan untuk anak-anak
yang orang tua nya bekerja di pabrik , agar anak-anak tersebut menjadi lebih
kreatif dan memiliki keseimbangan rasa. Sejak tahun 1928 sekolah Waldrof
memiliki perkembangan yang sangat pesat dengan berdirinya sekolah-sekolah
Waldrof di beberapa tempat.
Pandangan
yang dianut oleh sekolah Waldrof menjadikan anak agar menjadi pribadi yang
aktif, kreativitas, pengetahuan, keterampilan dan rasa percaya diri yang tinggi
melalui proses pembelajran yang dirancang sedemikian rupa agar pembelajarannya
menyenangkan dan anak mengikuti proses pembelajarannya dengan hati senang tanpa
adanya unsur paksaan dalam diri anak sehingga anak dapat merasaskan kegembiraan
ketika berada di lingkup pendidikan Waldrof dan anak akan memasuki dunia nya
dengan baik dan dapat bekerja sama dalam mengubah kehidupan menjadi lebih baik.
Keberadaan
anak di pendidikan Waldrof sebagai individu mendapat perhatian serta
penghargaan yang besar untuk anak. Di sekolah Waldrof diseluruh dunia anak
mendapatkan perlakuan secara spesial selayaknya tuan putri yang akan dilindungi
dari seagala bentuk kekerasan dan ancaman-ancaman yang membahayakan dirinya.
Sehingga anak akan merasakan kenyamamanan dan merasakan kasih sayang yang besar
dari para guru anakpun akan merasa sekolah itu sebagai rumah kedua mereka dan
para guru menjadi orang tua ke dua disekolah , bahkan saking menyenangkan nya
pendidikan Waldrof kadang ada anak yang lebih betah berada di sekolah di
bandingkan di rumah.
Anak-anak disekolah Waldrof di didik dengan pembelajaran
yang sealamiah mungkin semua berhubungan dengan alam namun secara hati-hati
serta didik agar bisa hidup mandiri agar tumbuh dalam kehidupan yang baik tanpa
harus terus-terusan dibantu oleh orang dewasa.
Sekolah
Waldrof memiliki keunikan yang tersendiri yaitu dari profil guru-gurunya dan
pembelajarannya . Guru harus berpartisipasi secara aktif dalam mengoperasikan
sekolah. Badan pengurus utama sekolah terdiri dari empat kelompok, yaitu fakultas,
yayasan, perguruan, dan Dewan komite orang tua. Prinsip yang sangat terkenal
disekolah Waldrof adalah accept the
children with reverence ( terima anak-anak dengan penghormatan) , educate them with love ( didik anak
dengan cinta ) dan send them froth in
freedom (beri kesempatan kepada anak-anak untuk meraih kemajuan dengan
bebas).
Pendidikan di Waldrof sangat unik, khususnya dalam
kapasitas bagaimana anak-anak diajarkan dan ketika mereka belajar banyak subjek
anak-anak diberikan kebebasan untuk mengeksplorasikan dirinya dan dibiarkan
bermain di alam terbuka agar anak lebih mengenal lagi mengenai lingkungan
sekitarnya. Meskipun, demikian Rudolf Steiner menawarkan program langsung yang
spesifik kepada para guru. Dia menekankan bahwa seorang harus bekerja keras
dalam menciptakan proses pembelajarannya yang membantu anak agar tumbuh dengan
baik melalui isi dan materi pembelajaran dari pengalaman artistik dan
pengalaman kehidupannya.
Objek
pembelajaran di Waldrof melalui berbagai kegiatan yang melibatkan anak secara
langsung bersentuhan dengan kegiatan tersebut sehingga mereka memperoleh pengalaman
dari hasil belajar. Karena di Waldrof mengikut sertakan anak dalam kegiatan
secara langsung sangatlah penting anak bisa belajar dari pengalaman yang ia
dapatkan dan menjadikan anak menjadi pribadi yang percaya diri serta kreativ.
Tujuan
akhir dari seorang guru Waldrof adalah membantu anak agar mampu menghubungkan
antara kapasitas bawaan termasuk imitasi dan imigasi anak dengan pengalaman
pendidikan yang diperoleh dalam kehidupan nyata yang akan mereka jalani secara
sungguh-sungguh.
Evaluasi
pembelajaran dalam kurikulum Waldrof itu dengan dimulai dari meminta data-data
dan mengumpulkan informasi kepada orang tua mengenai kegiatan anak di rumah.
Guru tidak menggunakan penilaian dalam evaluasi pembelajaran tapi lebih pada
pemahaman mengenai anak agar dapat melakukan proses pembelajaran dikelas dengan
baik dan diterima oleh anak.
Metode ini dimaksudkan agar guru menjadi lebih kreatif
lagi dalam menafsirkan permasalahan-permasalahan yang terjadi pada anak dan
dapat menemukan solusinya .
Konteks
Pendiidkan Waldrof sendiri tidak hanya diterapkan di PAUD/TK saja tapi
pendidikan Waldrof diterapkan juga di Sekolah Dasar , bahkan pada era sekarng pendidikan
Waldrof juga sudah ditiru di sekolah negeri.
Di
Indonesia sendiri sudah ada dibeberapa kota yang menerapkan pendidikan model
Waldrof baik pada tingkat PAUD/TK maupun tingkat sekolah dasar. Salah satu
contoh yang menerapkan pendidikan model Waldrof
di tingkat PAUD/TK yaitu:
1. JAGAD
ALIT-WALDORF SCHOOL
Jagad Alit
ini beralamat di Jl. Babakan Jeruk III, Sukagalih, Sukajadi, Kota Bandung, Jawa
Barat 40163. Pada mulanya Jagad Alit ini terbentuk dari sebuah comunity yang
terdiri dari orang tua, psikolog dan guru yang mengikuti study group yang mempunyai pemikiran bahwa pendidikan
anak usia dini bukan hanya berfokus pada intelegensia anak semata. Sehingga di
bentuk PAUD yang dinamakan Jagat Alit yang menganut model pendidikan Waldrof ,
murid yang ada di Jagat Alit saat ini berjumlah 14 orang dengan jumlah guru 5
orang yang masuk ke kelas berjumlah 3 orang dan untuk.
Struktur organisasi yang ada di Jagat Alit di
ambil dari cara berpikir Rudolf Steiner yaitu, manusia bisa bekerja dalam
posisi belajar dan dalam posisi sejajar.
Oleh karena itu struktur organisasi di Jagad Alit semua dalam level yang sama
hanya saja ada pembagian tugas nya tetapi semua berkontribusi untuk
keberhasilan Jagat Alit dalam membimbing dan membantu anak untuk memiliki
kepribadian yang baik serta bertanggung jawab langsung terhadap sekolah . apabila
terjadi permasalah di Jagad Alit diadakannya Scolef Teacher artinya sekumpulan
guru-guru yang bermusyawarah untuk mufakat.
Jagad Alit tidak memiliki kurikulum
yang khusus kurikulum yang mereka terapkan adalah bermain karena menurut mereka
di PAUD hanya ada bermain dan bermain , tetapi bermain yang mengandung unsur
pembelajaran yang tanpa disadari oleh anak-anak bahwa mereka sedang belajar. acuan
kurikulum nya yaitu yang sesuai dengan tahapan perkembangan dari dua belas
indera manusia, yaitu :
a)
Tahapan 0-7 tahun fokus pada Lower
senses : touch life, movement, balance
b)
Tahapan 7-14 tahun fokus pada Middle
senses : sight, taste, smell, warmth
c)
Tahapan 14-21 tahun fokus pada Upper
senses : hearing, word, thought, ego
Yang lebih dikembangkan oleh Jagad Alit pada usia 0-7
tahun dan fokusnya kepada tiga
aspek/bagian dari manusia yaitu kemauan atau tindakan dari diri sendiri
(willing), perasaan (feeling), dan pemikiran (thinking) yang dikembangkan
melalui tangan (hands), hati (heart), dan kepala (head).
Visi dan
Misi dari Jagad Alit mengacu pada Rudolf Steiner . Stainer berpendapat bahwa
anak berkembang melalui pengalaman dan proses berpikir. Perkembangan diri anak
adalah perkembangan kesadaran. Anak perlu banyak berhubungan dengan
lingkungannya dan mengeksplorasi lingkungan untuk memperoleh suatu pemahaman.
Pembelajaran perlu dilakukan dengan menggunakan media yang berkaitan dengan
lingkungan. Jadi Visi dan Misi dari Jagad Alit mengharapkan seorang anak tumbuh
dan berkembang menjadi orang dewasa yang kehidupannya baik dengan memberikan
kebebasan pada anak ketika bermain namun dengan pengawasan yang baik.
Di Jagat Alit ini peran orang tua
terhadap sekolah sangat besar karena diikut sertakan dalam kegiatan sekolah
bahkan pada acara 17 Agustusan orang tua lah yang menyelenggarakannya, bahkan ada juga orang tua yang menawarkan
bantuan sendiri seperti mengecat kelas, menanam pohon, dan orang tua diharapkan
menjadi bagian dari sekolah. Jadi kolaborasi yang ada pada orang tua dan guru
sangat terjalin dengan baik hal itu juga akan mempengaruhi terhadap kemajuan
sekolah Jagad Alit.
Sarana dan prasarana yang terdapat di
Jagad Alit sangat sederhana sekali yang kebanyakan bahannya terbuat dari bahan
alami yang diolah menjadi berbagai bentuk . terdapat satu ruang kelas, satu
ruang dapur, 2 kamar mandi, kantor dan area bermain outdoor. di lingkungan
Indoor sendiri banyak barang yang terbuat dari bahan alam semisalnya
tempat-tempat permainan itu banyak yang terbuat dari bambu yang di anyam bahkan
ruangan dapur hampir semua terbuat dari
kayu mulai dari open kue, alat-alat makan dan sebagainya. Di area outdoor semua
permainan anak terbuat dari alam seperti ayunan, jungkitan itu terbuat dari
kayu. Area kamar mandi juga tempat tissue, tempat cuci tangan terbuat dari kayu
yang dibentuk sedemikian rupa.
Proses pembelajaran di Jagad Alit dari
hari keharinya mempunyai kegiatan yang berbeda-beda. Jadwal kegitan senin-jumat
:
a)
Senin :
Nyapu dan Bermain Benang
b)
Selasa :
Berkebun
c)
Rabu :
Libur
d)
Kamis :
Menggergaji, Menghampelas kayu
e)
Jumat :
Membersihkan kolam ikan
Pembelajaran di Jagad Alit sendiri dikemas dengan semenarik mungkin dari mulai anak-anak datang kesekolah hingga
mereka pulang agar mereka tidak merasa bosan selama berada disekolah. Selama
anak bermain mereka benar-benar diberi kebebasan dalam memilih permainan yang
mereka inginkan. Tidak ada kata larangan yang terucap dari para guru kepada
anak ketika mereka bermain apabila anak bermain yang sangat berbahaya maka guru
akan melarangnya bermain tapi tidak menggunakan kata-kata larangan seperti
jangan , guru akan mengalihkan anak kepermainan yang lain. Kebebasan disini
bukan hanya sekedar membebaskan tetpai kebebbasan dalam pengawasan. Bahkan
permainan outdoor yang ada di Jagad Alit seperti jungkat-jungkit dan jalan
dipapan diatas ban merupakan pemikiran anak bukan dari gurunya , awalnya ada
palang bambu yang tergeletak begitu saja dan ada anak yang meminta kayu
tersebut dipindahkan keatas batang pohon sehingga terbentuklah jungkat-jungkit, sama halnya dengan permainan berjalan diatas
papan yang di ban itu juga merupakan hasil dari pemikiran dan kreativitas anak.
Dalam melatih kesabaran anak melalui menggemgam lilin
yang lumayan susah dibentuk sampai lilin tersebut bisa dibentuk oleh anak.
Pembelajaran di Jagad Alit benar-benar membebaskan anak tidak memaksakan anak
untuk belajar . Proses pembelajaran di Jagad Alit sendiri guru yang lebih dulu
melakukan pembelajran seperti meronce guru tidak mengajak anak tapi anak yang
menghampiri guru nya untuk ikut meronce karena, anak mempunyai rasa ingin tahu
yang tinggi ketika dia melihat gurunya melakukan sesuatu yang menurutnya
menarik maka, dia akan datang sendiri tanpa harus diajak oleh gurunya.
Anak dibiarkan mengeksplorasikan dirinya dan ketika
melakukan permainan di indoor anak dibiarkan mengambil dan membereskan
permainannya sendiri , disini anak dituntut untuk bertanggung jawab terhadap
barangnya dan diri sendiri.
Evaluasi
Pembelajaran yang diterapkan di Jagad Alit di kemas dalam bentuk deskriftif
dimana setiap anak memiliki buku catatan sendiri dalam waktu satu semester dan
menceritakan segala sesuatu yang dialami di kehidupannya sehari-hari dalam buku
cerita tersebut dan dijadikan sebagai acuan oleh guru untuk menentukan isi
serta materi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan anak.
Keunikan dari pembelajaran di Jagat
Alit sendiri dari cara para guru membimbing dan membentuk karakter anak agar
menjadi pribadi yang kreatif, percaya diri, mandiri, dan berbudi pekerti
melalui pemberian kebebasan pada diri anak sehingga anak dapat mengeksplorasi
dirinya sendiri didampingi pengawsan dari para guru , dari segi konsep
ruangannya pun sudah unik dan menari berbeda dari PAUD/TK kebanyakan yang ruang
kelasnya biasa saja , sedangkan di Jagat
Alit ruang kelasnya itu berbeda seperti bukan ruangan kelas seperti ruangan
yang di konsep bagaikan dinegeri dongeng dan itu tentu membuat anak merasa
tertarik dan betah berada disekolah. Uniknya lagi disekolah Waldrof Jagat Alit
sangat dilarang yang namanya penggunaan alat elektronik bahkan anak-anak sama
sekali tidak boleh melihat alat elektronik dilingkungan sekolah seperti
handphone karena itu akan menganggu terhadap berlangsungnya proses pembelajaran
dan anak juga akan kurang fokus karena perhatiannya teralihkan pada alat elektronik.
Poto
Sekolah Waldrof di Jagad Alit