Minggu, 25 November 2018

Barang-barang yang wajib dibawa ke pare, kampung inggris

Assalamualaikum Wr. Wb
Sudah lama tidak posting lagi ,dan kini baru ada kesempatan.  Disini saya akan membagikan tulisan yang insyaallah bermanfaat bagi teman-teman semua yang hendak pergi ke kampung inggris.  Nah apa saja sih yang harus dipersiapkan sebelum pergi ke pare.
1. Baju ganti
2. Sepatu/sandal
Sepatu sangat diperlukan ketika kamu jalan2,ataupun naek gunung. Kalo ada niatan untuk berwisata ke gunung bromo atau gunung kelud jangan lupa bawa sepatu ya guys
3. Jaket
Ini juga bermanfaat buat jalan2
4. Selimut, jangan lupa nih selimut sangat diperlukan karena di pare itu pada malam hari udaranya sangat dingin, khususnya yang gak biasa sama udara dingin.
5. Peralatan mandi
6. Alat tulis
7. Poto ukuran 3*4 2 buah ini buat pembuatan sertifikat ya guys
8. Alat shalat
9. Make up
Yang trkhusus para kaum hawa yabg make up nya susah dijual ditoko2 ,mending bawa stok deh soalnya dipare tuh susah nyari make up yang kita butuhkan
10. Identitas diri
11. Alat makan
12. Hanger
Nih buat kalian rekomendasi banget buat tinggal di camp, karena di camp itu kita setiap hari nya bakalan terlatih kemampuan dalam berbahasa inggris.
Yang mau tau lebih lanjut, mengenai biaya hidup di pare.  Bisa tulis dikolom komentar ya guys . Makasih 😊😊😊

Jumat, 25 Mei 2018

faktor instrinsik dan ekstrinsik yang mendorong untuk membuat usaha

Halo selamat malam sahabat semua, disini aku mau berbagi mengenai faktor intrinsik dan ekstrinsik yang mendukung kita dalam membuat suatu usaha, aku mau cerita sedikit awal mula kepikiran buat nulis faktor pendukung dalam membangun suatu usaha diawali dengan adanya tugas yang diberikan salah satu mata kuliah , dan akhirnya aku menemukan apa saja yang mendukung aku buat bikin usaha, sebenarnya aku juga takut jadi melebih-lebihkan diri sendiri tapi ga papa la ya sekali-kali wkwkkwkwkkw langsung saja ngeng .....
adapun faktor pendukung nya adalah sebagai berikut:

a. Faktor Instrinsik
  1. aku memiliki sifat yang pantang menyerah dimana kalo aku pengen ngelakuin sesuatu itu harus dan apabila gagal aku gak bakalan berhenti disitu, aku bakalan terus mencoba samapai emang bener-bener ga mampu lagi.
  2. bisa memanage waktu dengan baik, karena dengan kesibukan yang dimiliki apabila waktu tidak diatur dengan baik maka kita akan kelabakan sendiri dan akhirnya pusing sendiri. karena waktu itu harus kita yang pinter-pinter ngatur jangan sampai waktu yang ngatur kita.
  3. bisa mengoperasikan komputer, lumayan lah yah ga kudet-kudet amat hehhehehehe. karena di jaman modern ini kita harus bisa menguasai ilmu TIK kalo kita ketinggalan zaman udah aja deh bakalan ketinggalan informasi yang super duper melimpah ruah. 
  4. aku selalu optimis dalam segala hal, walaupun kadang diri sendiri ngerasa udah mikir ga bisa tapi tetep aja coba nyemangatin diri sendiri agar aura positif nya keluar.
  5. alhamdulilah bisa bertanggung jawab dan siap mengambil resiko. jadi ga pernah kalo udah ngelakuin sesuatu terus pergi gitu aja . pasti bakalan diselesaikan sapai tuntas.
b. faktor ekstrinsik
  1. alhamdulilah aku dapet dorongan yang baik dari keluarga buat membuka usaha walaupun usaha sederhana, keluarga juga bakalan membantu dalam segi finansial maupun tenaga nya.
  2. aku kepikiran buat mendirikan usaha mengenai olahan lauk, dan itu tuh lingkungan nya mendukung bangetttt, apalagi dekat dengan pantai dan mayoritas bekerja sebgaai nelayan.
  3. bukan cuman dari keluarga aja tapi temen-temen aku juga ngasih semangat dan doa agar aku bisa memuwujudkan keinginan aku untuk mendirikan usaha.

oke, sahabat semua mungkin hanya itu yang bisa aku bagikan semoga bermanfaat, jangan lupa mampir terus di Blog aku okee :) 

Waldrof School



SCHOOL FUN IS WALDROF SCHOOL

            Pendidikan merupakan suatu keharusan, karena dengan pendidikan manusia akan memiliki kemampuan dan kepribadian yang berkembang , yang disebut manusia seluruhnya.
Hederson (1959) mengemukakan bahwa pendidikan pada dasarnya suatu hal yang tidak dapat dielakan oleh manusia, suatu perbuatan yang “tidak boleh” tidak terjadi, karena pendidikan itu membimbing generasi muda untuk mencapai suatu generasi yang lebih baik.
            Dalam undang-undang RI NO. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dikatakan bahwa: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.
Pendidikan pada hakikatnya mengandung tiga unsur, yaitu mendidik, mengajar, dan melatih. Ketiga istilah tersebut memiliki pengertian yang berbeda. Pendidikan dalam pelaksanaanya berbentuk pergaulan antara pendidik dan anak didik, namun tentu suatu pergaulan yang tertuju kepada tujuan pendidikan, yaitu manusia mandiri, memahami nilai, norma-norma susila dan sekaligus ammpu berprilaku sesuai dengan nilai-nilai norma tersebut. Pendidikan fungsinya membimbing anak didik, dan bimbingan itu akan mempengaruhi anak didik kearah yang sesuai dengan tujuan yang ditentukan , yaitu untuk mencapai pendewasaan.
Dalam proses pendidikan, manusia merupakan unsur yang sangat menentukan guna terselenggaranya pendidikan yang efektif dan efisien, kedua unsur manusia tersebut adalah pendidik dan anak didik. Pendidik dan anak didik merupakan kunci bagi terjadinya pendidikan.
            Terlihat di zaman sekarang ini dunia pendidikan sudah berkembang secara pesat baik di Luar Negeri ataupun di Indonesi itu sendiri . Di Indonesia sudah jelas terlihat bahwa dunia pendidikannya sudah semakin maju dengan mengikuti perkembangan zaman . Terutama di Pendidikan Anak Usia Dini dulu Indonesia sangat kurang memperhatikan akan pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini baik dari pemerintahnya ataupun masyarakatnya yang menganggap bahwa Anak Usia Dini tidak adanya sekolah khusus karena dirumah pun anak-anak sudah diajarkan oleh ibunya atau keluarganya tanpa harus sekolah ke PAUD/TK.
Sebenarnya kehadiran PAUD di Indonesia sudah ada sebelum terjadinya kemerdekaan. Dimana pada saat terjadinya pergerakan nasional pada masa penjajahan Belanda (1908-1941) dan masa penjajahan Jepang (1942-1945) PAUD telah ada . Namun keberadaan Pendidikan Anak Usia Dini di Indonesia  tidak akan terlepas dari perkembangan Pendidikan Anak Usia Dini di dunia Iternasional.
Namun pada masa-masa itu pendidikan hanya diperuntukan untuk anak-anak keturunan Belanda, Eropa, dan Bangsawan mulai dikenal oleh Cendikiawan muda pribumi. Semakin pesatnya perkembangan pendidikan Anak Usia Dini di Internasional dan memberikan dampak yang positif bagi Indonesia karena , berkembang pesat juga Pendidikan Anak Usia Dini di Indonesia .
            Namun, sekarang Pendidikan Anak Usia Dini sedang gencar-gencarnya menjadi program pemerintah dalam meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Di kota-kota besar sekolah PAUD dijadikan syarat untuk masuknya ke jenjang sekolah dasar. Pendidikan Anak Usia Dini memberikan dampak yang begitu besar dalam proses perkembangan anak , karena anak usia dini merupakan Golden Age atau masa keemasan dimana fase ini sangat menentukan kehidupan anak dimasa yang akan datang. pada masa ini kecerdasan anak benar-benar tinggi dan harus dikembangan melalui proses belajar yang dikemas dengan bermain dan diterapkan nya karakter yang baik pada anak agar kedepannya budi pekerti anak baik. Dan sekarang di perkampungan sudah mulai diadakannya PAUD walaupun sarana dan prasarana nya masih belum bagus hanya saja itu sudah membantuk anak-anak yang ada diperkampungan mendapatkan pendidikan dari sejak dini agar kelak mereka tumbuh menjadi sumber daya manusia yang berkualitas yang dapat memajukan Bangsa Indonesia ini.
            Dalam sejarah perkembangan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD Early Childhood Education-ECE) terdapat beberapa nama sebagai filsuf dalam pendidikan anak. Pemikiran dan gagasan-gagasan mereka sampai saat ini masih digunakan sebagai acuan untuk mengembangkan penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini di Indonesia.
dimana sekarang ini sudah banyak sekolah PAUD/TK yang menerapkan model-model Pendidikan Anak Usia Dini yang digunakan di Internasional seperti Model Maria Montessori, Model High Scope, Model Bank Street, Model Waldrof, dan Model Reggio Emilia, ada yang sebagian dari beberapa model tersebut di gunakan juga di PAUD/TK yang di indonesia walaupun masih belum semua menerapkan hanya di kota-kota besar saja . Salah satu Model Pendidikan Anak Usia Dini yang terkenal di Internasional dan digunakan di PAUD/TK di Indonesia adalah :
a.         MODEL PEMBELAJARAN WALDROF
            Waldrof berasal dari Eropa dan telah menyebar ke seluruh dunia. Banyak yang tertarik dengan pendekatan ini karena mereka melihatnya sebagai sebuah alternatif untuk pendidikan tradisional dan sebagai inspirasi untuk memperbaiki pendidikan. Model Pembelajaran Waldrof memiliki tujuan untuk meningkatkan perkembangan anak secara optimal dengan pembelajaran yang sehat , tidak tergesa-gesa dan disesuaikan dengan perkembangan anak yang setiap anak pasti memiliki perkembangan yang berbeda-beda.
Tokoh dari pendekatan Waldrof adalah Rudolf Steiner. Ia dilahirkan di Austria pada tahun 1861. Rudolf Steiner yang berkarya sampai tahun 1925 memiliki pandangan yang bersumber dari perpaduan jiwa seseorang humanis dan ilmuwan.
Rudolf Steiner berinisiatif untuk memulai mendirikan sistem pendidikan yang unik ini. Dia menawarkan usul yang tidak ternilai untuk pembaruan tidak hanya di dalam dunia pendidikan tetapi juga dalam dunia kedokteran, pertanian, kesenian, dan ilmu pengetahuan. Dalam program Rudolf Steiner membuat program pendidikan yang bukan hanya bisa di terapkan di masa kanak-kanak tapi juga bisa diterapkan hingga sekolah menengah.
            Pada 1919, Waldrof Astoria cigarrete Company mendirikan Waldrof School di Stuttgat, Jerman. Pada awalnya sekolah yang didirikan ini di khususkan untuk anak-anak yang orang tua nya bekerja di pabrik , agar anak-anak tersebut menjadi lebih kreatif dan memiliki keseimbangan rasa. Sejak tahun 1928 sekolah Waldrof memiliki perkembangan yang sangat pesat dengan berdirinya sekolah-sekolah Waldrof di beberapa tempat.
            Pandangan yang dianut oleh sekolah Waldrof menjadikan anak agar menjadi pribadi yang aktif, kreativitas, pengetahuan, keterampilan dan rasa percaya diri yang tinggi melalui proses pembelajran yang dirancang sedemikian rupa agar pembelajarannya menyenangkan dan anak mengikuti proses pembelajarannya dengan hati senang tanpa adanya unsur paksaan dalam diri anak sehingga anak dapat merasaskan kegembiraan ketika berada di lingkup pendidikan Waldrof dan anak akan memasuki dunia nya dengan baik dan dapat bekerja sama dalam mengubah kehidupan menjadi lebih baik.
            Keberadaan anak di pendidikan Waldrof sebagai individu mendapat perhatian serta penghargaan yang besar untuk anak. Di sekolah Waldrof diseluruh dunia anak mendapatkan perlakuan secara spesial selayaknya tuan putri yang akan dilindungi dari seagala bentuk kekerasan dan ancaman-ancaman yang membahayakan dirinya. Sehingga anak akan merasakan kenyamamanan dan merasakan kasih sayang yang besar dari para guru anakpun akan merasa sekolah itu sebagai rumah kedua mereka dan para guru menjadi orang tua ke dua disekolah , bahkan saking menyenangkan nya pendidikan Waldrof kadang ada anak yang lebih betah berada di sekolah di bandingkan di rumah.
Anak-anak disekolah Waldrof di didik dengan pembelajaran yang sealamiah mungkin semua berhubungan dengan alam namun secara hati-hati serta didik agar bisa hidup mandiri agar tumbuh dalam kehidupan yang baik tanpa harus terus-terusan dibantu oleh orang dewasa.
            Sekolah Waldrof memiliki keunikan yang tersendiri yaitu dari profil guru-gurunya dan pembelajarannya . Guru harus berpartisipasi secara aktif dalam mengoperasikan sekolah. Badan pengurus utama sekolah terdiri dari empat kelompok, yaitu fakultas, yayasan, perguruan, dan Dewan komite orang tua. Prinsip yang sangat terkenal disekolah Waldrof adalah accept the children with reverence ( terima anak-anak dengan penghormatan) , educate them with love ( didik anak dengan cinta ) dan send them froth in freedom (beri kesempatan kepada anak-anak untuk meraih kemajuan dengan bebas).
Pendidikan di Waldrof sangat unik, khususnya dalam kapasitas bagaimana anak-anak diajarkan dan ketika mereka belajar banyak subjek anak-anak diberikan kebebasan untuk mengeksplorasikan dirinya dan dibiarkan bermain di alam terbuka agar anak lebih mengenal lagi mengenai lingkungan sekitarnya. Meskipun, demikian Rudolf Steiner menawarkan program langsung yang spesifik kepada para guru. Dia menekankan bahwa seorang harus bekerja keras dalam menciptakan proses pembelajarannya yang membantu anak agar tumbuh dengan baik melalui isi dan materi pembelajaran dari pengalaman artistik dan pengalaman kehidupannya.
            Objek pembelajaran di Waldrof melalui berbagai kegiatan yang melibatkan anak secara langsung bersentuhan dengan kegiatan tersebut sehingga mereka memperoleh pengalaman dari hasil belajar. Karena di Waldrof mengikut sertakan anak dalam kegiatan secara langsung sangatlah penting anak bisa belajar dari pengalaman yang ia dapatkan dan menjadikan anak menjadi pribadi yang percaya diri serta kreativ.
            Tujuan akhir dari seorang guru Waldrof adalah membantu anak agar mampu menghubungkan antara kapasitas bawaan termasuk imitasi dan imigasi anak dengan pengalaman pendidikan yang diperoleh dalam kehidupan nyata yang akan mereka jalani secara sungguh-sungguh.
            Evaluasi pembelajaran dalam kurikulum Waldrof itu dengan dimulai dari meminta data-data dan mengumpulkan informasi kepada orang tua mengenai kegiatan anak di rumah. Guru tidak menggunakan penilaian dalam evaluasi pembelajaran tapi lebih pada pemahaman mengenai anak agar dapat melakukan proses pembelajaran dikelas dengan baik dan diterima oleh anak.
Metode ini dimaksudkan agar guru menjadi lebih kreatif lagi dalam menafsirkan permasalahan-permasalahan yang terjadi pada anak dan dapat menemukan solusinya .
            Konteks Pendiidkan Waldrof sendiri tidak hanya diterapkan di PAUD/TK saja tapi pendidikan Waldrof diterapkan juga di Sekolah Dasar , bahkan pada era sekarng pendidikan Waldrof juga sudah ditiru di sekolah negeri.
            Di Indonesia sendiri sudah ada dibeberapa kota yang menerapkan pendidikan model Waldrof baik pada tingkat PAUD/TK maupun tingkat sekolah dasar. Salah satu contoh yang menerapkan pendidikan model Waldrof  di tingkat PAUD/TK yaitu:

1. JAGAD ALIT-WALDORF SCHOOL
            Jagad Alit ini beralamat di Jl. Babakan Jeruk III, Sukagalih, Sukajadi, Kota Bandung, Jawa Barat 40163. Pada mulanya Jagad Alit ini terbentuk dari sebuah comunity yang terdiri dari orang tua, psikolog dan guru yang mengikuti study group  yang mempunyai pemikiran bahwa pendidikan anak usia dini bukan hanya berfokus pada intelegensia anak semata. Sehingga di bentuk PAUD yang dinamakan Jagat Alit yang menganut model pendidikan Waldrof , murid yang ada di Jagat Alit saat ini berjumlah 14 orang dengan jumlah guru 5 orang yang masuk ke kelas berjumlah 3 orang dan untuk.
 Struktur organisasi yang ada di Jagat Alit di ambil dari cara berpikir Rudolf Steiner yaitu, manusia bisa bekerja dalam posisi belajar  dan dalam posisi sejajar. Oleh karena itu struktur organisasi di Jagad Alit semua dalam level yang sama hanya saja ada pembagian tugas nya tetapi semua berkontribusi untuk keberhasilan Jagat Alit dalam membimbing dan membantu anak untuk memiliki kepribadian yang baik serta bertanggung jawab langsung terhadap sekolah . apabila terjadi permasalah di Jagad Alit diadakannya Scolef Teacher artinya sekumpulan guru-guru yang bermusyawarah untuk mufakat.
Jagad Alit tidak memiliki kurikulum yang khusus kurikulum yang mereka terapkan adalah bermain karena menurut mereka di PAUD hanya ada bermain dan bermain , tetapi bermain yang mengandung unsur pembelajaran yang tanpa disadari oleh anak-anak bahwa mereka sedang belajar. acuan kurikulum nya yaitu yang sesuai dengan tahapan perkembangan dari dua belas indera manusia, yaitu :
a)      Tahapan 0-7 tahun fokus pada Lower senses : touch life, movement, balance
b)      Tahapan 7-14 tahun fokus pada Middle senses : sight, taste, smell, warmth
c)      Tahapan 14-21 tahun fokus pada Upper senses : hearing, word, thought, ego
Yang lebih dikembangkan oleh Jagad Alit pada usia 0-7 tahun dan fokusnya kepada  tiga aspek/bagian dari manusia yaitu kemauan atau tindakan dari diri sendiri (willing), perasaan (feeling), dan pemikiran (thinking) yang dikembangkan melalui tangan (hands), hati (heart), dan kepala (head).
            Visi dan Misi dari Jagad Alit mengacu pada Rudolf Steiner . Stainer berpendapat bahwa anak berkembang melalui pengalaman dan proses berpikir. Perkembangan diri anak adalah perkembangan kesadaran. Anak perlu banyak berhubungan dengan lingkungannya dan mengeksplorasi lingkungan untuk memperoleh suatu pemahaman. Pembelajaran perlu dilakukan dengan menggunakan media yang berkaitan dengan lingkungan. Jadi Visi dan Misi dari Jagad Alit mengharapkan seorang anak tumbuh dan berkembang menjadi orang dewasa yang kehidupannya baik dengan memberikan kebebasan pada anak ketika bermain namun dengan pengawasan yang baik.
Di Jagat Alit ini peran orang tua terhadap sekolah sangat besar karena diikut sertakan dalam kegiatan sekolah bahkan pada acara 17 Agustusan orang tua lah yang menyelenggarakannya,  bahkan ada juga orang tua yang menawarkan bantuan sendiri seperti mengecat kelas, menanam pohon, dan orang tua diharapkan menjadi bagian dari sekolah. Jadi kolaborasi yang ada pada orang tua dan guru sangat terjalin dengan baik hal itu juga akan mempengaruhi terhadap kemajuan sekolah Jagad Alit.
Sarana dan prasarana yang terdapat di Jagad Alit sangat sederhana sekali yang kebanyakan bahannya terbuat dari bahan alami yang diolah menjadi berbagai bentuk . terdapat satu ruang kelas, satu ruang dapur, 2 kamar mandi, kantor dan area bermain outdoor. di lingkungan Indoor sendiri banyak barang yang terbuat dari bahan alam semisalnya tempat-tempat permainan itu banyak yang terbuat dari bambu yang di anyam bahkan ruangan dapur hampir semua  terbuat dari kayu mulai dari open kue, alat-alat makan dan sebagainya. Di area outdoor semua permainan anak terbuat dari alam seperti ayunan, jungkitan itu terbuat dari kayu. Area kamar mandi juga tempat tissue, tempat cuci tangan terbuat dari kayu yang dibentuk sedemikian rupa.
Proses pembelajaran di Jagad Alit dari hari keharinya mempunyai kegiatan yang berbeda-beda. Jadwal kegitan senin-jumat :
a)      Senin   : Nyapu dan Bermain Benang
b)      Selasa  : Berkebun
c)      Rabu    : Libur
d)     Kamis  : Menggergaji, Menghampelas kayu
e)      Jumat   : Membersihkan kolam ikan
Pembelajaran di Jagad Alit sendiri dikemas dengan  semenarik mungkin  dari mulai anak-anak datang kesekolah hingga mereka pulang agar mereka tidak merasa bosan selama berada disekolah. Selama anak bermain mereka benar-benar diberi kebebasan dalam memilih permainan yang mereka inginkan. Tidak ada kata larangan yang terucap dari para guru kepada anak ketika mereka bermain apabila anak bermain yang sangat berbahaya maka guru akan melarangnya bermain tapi tidak menggunakan kata-kata larangan seperti jangan , guru akan mengalihkan anak kepermainan yang lain. Kebebasan disini bukan hanya sekedar membebaskan tetpai kebebbasan dalam pengawasan. Bahkan permainan outdoor yang ada di Jagad Alit seperti jungkat-jungkit dan jalan dipapan diatas ban merupakan pemikiran anak bukan dari gurunya , awalnya ada palang bambu yang tergeletak begitu saja dan ada anak yang meminta kayu tersebut dipindahkan keatas batang pohon sehingga terbentuklah jungkat-jungkit,  sama halnya dengan permainan berjalan diatas papan yang di ban itu juga merupakan hasil dari pemikiran dan kreativitas anak.
Dalam melatih kesabaran anak melalui menggemgam lilin yang lumayan susah dibentuk sampai lilin tersebut bisa dibentuk oleh anak. Pembelajaran di Jagad Alit benar-benar membebaskan anak tidak memaksakan anak untuk belajar . Proses pembelajaran di Jagad Alit sendiri guru yang lebih dulu melakukan pembelajran seperti meronce guru tidak mengajak anak tapi anak yang menghampiri guru nya untuk ikut meronce karena, anak mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi ketika dia melihat gurunya melakukan sesuatu yang menurutnya menarik maka, dia akan datang sendiri tanpa harus diajak oleh gurunya.
Anak dibiarkan mengeksplorasikan dirinya dan ketika melakukan permainan di indoor anak dibiarkan mengambil dan membereskan permainannya sendiri , disini anak dituntut untuk bertanggung jawab terhadap barangnya dan diri sendiri.
            Evaluasi Pembelajaran yang diterapkan di Jagad Alit di kemas dalam bentuk deskriftif dimana setiap anak memiliki buku catatan sendiri dalam waktu satu semester dan menceritakan segala sesuatu yang dialami di kehidupannya sehari-hari dalam buku cerita tersebut dan dijadikan sebagai acuan oleh guru untuk menentukan isi serta materi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan anak.
Keunikan dari pembelajaran di Jagat Alit sendiri dari cara para guru membimbing dan membentuk karakter anak agar menjadi pribadi yang kreatif, percaya diri, mandiri, dan berbudi pekerti melalui pemberian kebebasan pada diri anak sehingga anak dapat mengeksplorasi dirinya sendiri didampingi pengawsan dari para guru , dari segi konsep ruangannya pun sudah unik dan menari berbeda dari PAUD/TK kebanyakan yang ruang kelasnya biasa saja  , sedangkan di Jagat Alit ruang kelasnya itu berbeda seperti bukan ruangan kelas seperti ruangan yang di konsep bagaikan dinegeri dongeng dan itu tentu membuat anak merasa tertarik dan betah berada disekolah. Uniknya lagi disekolah Waldrof Jagat Alit sangat dilarang yang namanya penggunaan alat elektronik bahkan anak-anak sama sekali tidak boleh melihat alat elektronik dilingkungan sekolah seperti handphone karena itu akan menganggu terhadap berlangsungnya proses pembelajaran dan anak juga akan kurang fokus karena perhatiannya teralihkan pada alat elektronik.

























Poto Sekolah Waldrof di Jagad Alit


Hasil gambar untuk photo sekolah jagad alit


Hasil gambar untuk photo sekolah jagad alit

Hasil gambar untuk photo sekolah jagad alitHasil gambar untuk ruangan kelas jagad alit



Hasil gambar untuk ruangan kelas jagad alit



2000: Kerangka Aksi Forum Pendidikan Dunia (Dakar)



PEMBAHASAN

A.        2000: Kerangka Aksi Forum Pendidikan Dunia (Dakar)
Kerangka Aksi
Pasal 3:
Prinsip dasar kerangka ini adalah bahwa sekolah seyogyanya mengakomodasi semua anak … ini seyogyanya mencakup anak penyandang ketunaan dan anak berbakat, anak jalanan dan anak yang bekerja, anak dari kaum pengembara atau daerah terpencil, anak dari kelompok minoritas berdasarkan bahasanya, etniknya atau budayanyadan anak dari kelompok atau daerah lain yang kurang beruntung atau terkepinggirkan …. Tantangan yang dihadapi oleh sekolah inklusif adalah bahwa harus dikembangkannya pedagogi yang berpusat pada diri anak yang mampu mendidik semua anak.
Pasal 4:
… perbedaan umat manusia itu normal adanya dan pembelajaran harus disesuaikan dengan kebutuhan anak, bukannya anak yang disesuaikan dengan asumsi-asumsi yang tidak berdasar. … Pedagogi yang berpusat pada diri anak akan menguntungkan bagi semua siswa, dan akhirnyajuga bagi keseluruhan masyarakat. … ini dapat sangat menurunkan angka putus sekolah dan tinggal kelas. … di samping menjamin tercapainya tingkat pencapaian rata-rata yang lebih tinggi … Sekolah yang berpusat pada diri anak juga merupakan tempat pelatihan untuk masyarakat yang berorientasi pada orang-orang yang menghargai perbedaan dan martabat seluruh umat manusia.
Pasal 6:
 Inklusi dan partisipasi itu sangat penting bagi martabat manusia dan bagi terwujudnya dan dilaksanakannya hak asasi manusia.

Pasal 7:
Prinsip mendasar dari sekolah inklusif adalah bahwa semua anak seyogyanya belajar bersama-sama, sejauh memungkinkan, apa pun kesulitan atau perbedaan yang ada pada diri mereka. Sekolah inklusif harus mengakui dan tanggap terhadap keberagaman kebutuhan siswa-siswanya, mengakomodasi gaya dan kecepatan belajar yang berbeda-beda…
 Pasal 10:
Pengalaman menunjukkan bahwa sekolah inklusif, yang memberi layanan kepada semua anak di masyarakat, sangat berhasil dalam menggalang dukungan dari masyarakat dan dalam menemukan cara yang imaginative dan inovatif untuk memanfaatkan ketersediaan sumber-sumber yang terbatas.• Pasal 18: Kebijakan pendidikan pada semua level, dari level nasional hingga local, seyogyanya menetapkan bahwa seorang anak penyandang ketunaan bersekolah di lingkungan tempat tinggalnya, di sekolah yang akan dimasukinya andaikata dia tidak memiliki ketunaan.

Lampiran 5: Konferensi Dakar
Pada bulan April 2000 lebih dari 1100 peserta dari 164 negara berkumpul di Dakar, Senegal, untuk Forum Pendidikan Dunia. Dari guru hingga perdana menteri, dari akademisi hingga pembuat kebijakan, dari lembaga nonpemerintah hingga ketua organisasi internasional utama, mereka menetapkan Kerangka Aksi Dakar, Pendidikan untuk Semua: Memenuhi Komitmen Kolektif, yang terdiri dari 2000 kata.Pendidikan untuk Semua: Memenuhi Komitmen KolektifTeks yang ditetapkan oleh Forum Pendidikan Dunia di Dakar,Senegal, 26-28 April 20007. Kami dengan ini secara kolektif menyatakan komitmen kami untuk mencapai tujuan-tujuan berikut:
(i) Memperluas dan meningkatkan perawatan dan pendidikan usia dini yang komprehensif, terutama bagi anak-anak yang paling rentan dan kurang beruntung;
(ii) Menjamin bahwa menjelang tahun 2015 semua anak, terutama anak perempuan, anak yang mengalami keadaan yang sulit dan mereka yang termasuk etnik minoritas, memperoleh akses ke dan menamatkan pendidikan dasar wajib dan bebas biaya dengan kualitas baik;
(iii) Menjamin bahwa kebutuhan belajar semua anak dan orang dewasa dipenuhi melalui kesamaan akses ke program pembelajaran dan keterampilan kehidupan yang tepat;
(iv) Mencapai 50 persen perbaikan dalam tingkat melek huruf di kalangan orang dewasa menjelang tahun 2015, terutama untuk perempuan, dan kesamaan akses ke pendidikan dasar dan lanjut untuk semua orang dewasa;
(v) Menghilangkan kesenjangan gender dalam pendidikan dasar dan menengah menjelang tahun 2005, dan mencapai kesamaan gender dalam pendidikan menjelang tahun 2015, dengan focus pada jaminan terhadap kesamaan akses ke dan pencapaian dalam pendidikan dasar berkualitas bagi anak perempuan;
(vi) Meningkatkan semua aspek kualitas pendidikan dan menjamin kualitas terbaik bagi semua sehingga hasil belajar yang terakui dan terukur dapat dicapai oleh semua, terutama dalam baca/tulis, berhitung dan keterampilan kehidupan yang esensial.28 April 2000, Dakar, SenegalLampiran 6: Apa yang Terjadi pada Forum Pendidikan Dunia? Instituto Fronesis, Mei 2000, Sebuah Kritik dari Selatan, dari Kampanye NGO (Dakar, Senegal, 26-28 April 2000), Rosa MarΓ­a Torres,http://www.campaignforeducation.org/_html/docs/welcome/frameset.shtml“Tidak banyak yang terjadi di Dakar.
Ini merupakan pertemuan yang sangat besar dan mahal tanpa cahaya dan tanpa harapan, dengan logistik yang rumit, dengan sedikit kejutan dan dengan hasil yang sudah diantisipasi, sebagaimana biasanya pada peristiwa-peristiwa yang pada dasarnya hanya untuk membahas dan menyepakati dokumen-dokumen yang sudah dipersiapkan sebelumnya dansudah melalui berbagai draft. Yang masih terbuka untuk didiskusikan hanyalah bentuknya, bukan isinya: mengganti,menghapus atau menambahkan kata, memindahkan paragraph, atau lebih menonjolkan satu gagasan tertentu di antara gagasan-gagasan lain. Sering kali, perdebatan dan kemenangan berkutat sekitar "memasukkan " kalimat atau paragraph yang dipandang relevan oleh setiap orang atau kelompok dari sudut pandangnya atau bidang minatnya masing-masing: pendidikan bagi anak perempuan, melindungi lingkungan, penghapusan hutang, perkembangan anak usia dini, anak jalanan, pemberantasan mempekerjakan anak, perspektif gender, pencegahan HIV/AIDS, kelompok terasing, kerjasama Selatan-Selatan, pengembangan guru, keterlibatan masyarakat, perang melawan kemiskinan, dan seterusnya.
Hasilnya adalah dokumen yang mencakup segala hal, mencakup setiap orang tetapi tidak mewakili ataupun memuaskan pihak tertentu. Itulah yang selalu terjadi dengan dokumen dan deklarasi internasional, dan akhirnya dokumen-dokumen itu menjadi sangat umum, kembali ke hal-hal yang biasa, berisikan kekaburan dan ambiguitas, dan menciptakan ilusi tentang idealisme bersama, consensus dan komitmen.Pendidikan untuk Semua 1990-2000 pada dasarnya merupakan rencana pergerakan top-down, yang dilaksanakan dan dievaluasi oleh elit politik dan teknokrat internasional dan nasional, dengan sedikit sekali informasiatau dorongan untuk berpartisipasi diberikan kepada warga masyarakat, bahkan juga kepada guru ataupun peneliti danspesialis pendidikan. Rencana Pendidikan untuk Semua di tingkat nasional biasanya merupakan rencana pemerintah, yang digariskan dan dibahas di belakang pintu tertutup olehfungsionaris nasional dan internasional.
Pertemuan global,regional dan nasional untuk memonitor PUS merupakan pertemuan yang dihadiri oleh sejumlah kecil wajah yang dikenal masyarakat. Sedikit saja orang yang tahu tentang pekerjaan yang dilakukan oleh Forum PUS – badan internasional yang memonitor PUS, yang sekretariatnya terletak di kantor UNESCO, di Paris – atau tentang komposisikomite pengarahnya, pertemuan-pertemuan yang diadakannya dan keputusan-keputusan yang diambilnya. Asesmen akhir dasawarsa PUS bagi banyak orang merupakan peringatan bahwa ada sesuatu yang disebut Pendidikan untuk Semua, yang tengah dievaluasi oleh orang lain dan yang sudah hampir berakhir.Lima belas tahun ke depan tidak boleh merupakan pengulangan cerita ini. Tidak mungkin memisahkan antara pemikiran (top) dengan tindakan (bottom), baik dalam hubungan antara lembaga internasional dengan pemerintah nasional ataupun dalam hubungan antara pemerintah nasional/lokal dengan masyarakat nasional/lokal.
Menerima pembedaan ini berarti menerima bahwa terdapat pihak tertentu yang merencanakan dan pihak lain yang terbatas pada pelaksanaannya, bahwa investigasi dan analisisnya sudah dilakukan dan bahwa yang tersisa hanyalah mengkonversinya ke dalam rencana aksi. Melakukan sesuatu secara baik berarti berpikir dan bertindak pada semua level. Mendiskusikan diagnosis dan strategi yang ditetapkan pada level makro, dan mengemukakan saran-saran tentang "apa " dan"bagaimana" untuk setiap konteks yang spesifik, merupakan tugas untuk Forum PUS Nasional dan untuk masyarakat sipil secara keseluruhan.

B.        Intisari 2000: Kerangka Aksi Forum Pendidikan Dunia (Dakar)
1.      Akan di perluas dan ditingkatkan perawatan pada pendidikan anka usia dini yang komprehensif , dan di khuskan untuk anak-anak yang kurang beruntung.
2.      Adanya jaminan untuk semua anak terutama untuk anak perempuan pada tahun 2015 bahwa mereka akan mendapatkan bantuan untuk memperoleh pendidikan dan menamatkan pendidikan nya tanpa dikenakan biaya .
3.      Akan adanya perbaikan mengenai tingkat melek hurup untuk orang dewasa terutama kaum perempuan .
4.      Dihilangkannya kesenjangan gender agar semua orang bisa mendapatkan akses pendidikan yang sama  dan mendapatkan kesamaan gender sehingga semua orang mempunyai hak untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas.
5.      Untuk meningkatkan semua aspek yang berhubungan dengan pendidikan agar pendidikan yang ada memiliki kualits yang baik sehingga hasil belajar yang didapat mendapatkan hasil yang seoptimal mungkin terutama dalam bidang membaca dan menulis serta kemampuan berhitung dapat tercapai dengan baik.
6.      Semua anak berhak mendapatkan pendidikan yang sama tanpa adanya perbedaan-perbedaan pada setiap anak .