Assalamualaikum Wr. Wb
Sudah lama tidak posting lagi ,dan kini baru ada kesempatan. Disini saya akan membagikan tulisan yang insyaallah bermanfaat bagi teman-teman semua yang hendak pergi ke kampung inggris. Nah apa saja sih yang harus dipersiapkan sebelum pergi ke pare.
1. Baju ganti
2. Sepatu/sandal
Sepatu sangat diperlukan ketika kamu jalan2,ataupun naek gunung. Kalo ada niatan untuk berwisata ke gunung bromo atau gunung kelud jangan lupa bawa sepatu ya guys
3. Jaket
Ini juga bermanfaat buat jalan2
4. Selimut, jangan lupa nih selimut sangat diperlukan karena di pare itu pada malam hari udaranya sangat dingin, khususnya yang gak biasa sama udara dingin.
5. Peralatan mandi
6. Alat tulis
7. Poto ukuran 3*4 2 buah ini buat pembuatan sertifikat ya guys
8. Alat shalat
9. Make up
Yang trkhusus para kaum hawa yabg make up nya susah dijual ditoko2 ,mending bawa stok deh soalnya dipare tuh susah nyari make up yang kita butuhkan
10. Identitas diri
11. Alat makan
12. Hanger
Nih buat kalian rekomendasi banget buat tinggal di camp, karena di camp itu kita setiap hari nya bakalan terlatih kemampuan dalam berbahasa inggris.
Yang mau tau lebih lanjut, mengenai biaya hidup di pare. Bisa tulis dikolom komentar ya guys . Makasih πππ
Materi-materi perkuliahan
Minggu, 25 November 2018
Jumat, 25 Mei 2018
faktor instrinsik dan ekstrinsik yang mendorong untuk membuat usaha
Halo selamat malam sahabat semua, disini aku mau berbagi mengenai faktor intrinsik dan ekstrinsik yang mendukung kita dalam membuat suatu usaha, aku mau cerita sedikit awal mula kepikiran buat nulis faktor pendukung dalam membangun suatu usaha diawali dengan adanya tugas yang diberikan salah satu mata kuliah , dan akhirnya aku menemukan apa saja yang mendukung aku buat bikin usaha, sebenarnya aku juga takut jadi melebih-lebihkan diri sendiri tapi ga papa la ya sekali-kali wkwkkwkwkkw langsung saja ngeng .....
adapun faktor pendukung nya adalah sebagai berikut:a. Faktor Instrinsik
- aku memiliki sifat yang pantang menyerah dimana kalo aku pengen ngelakuin sesuatu itu harus dan apabila gagal aku gak bakalan berhenti disitu, aku bakalan terus mencoba samapai emang bener-bener ga mampu lagi.
- bisa memanage waktu dengan baik, karena dengan kesibukan yang dimiliki apabila waktu tidak diatur dengan baik maka kita akan kelabakan sendiri dan akhirnya pusing sendiri. karena waktu itu harus kita yang pinter-pinter ngatur jangan sampai waktu yang ngatur kita.
- bisa mengoperasikan komputer, lumayan lah yah ga kudet-kudet amat hehhehehehe. karena di jaman modern ini kita harus bisa menguasai ilmu TIK kalo kita ketinggalan zaman udah aja deh bakalan ketinggalan informasi yang super duper melimpah ruah.
- aku selalu optimis dalam segala hal, walaupun kadang diri sendiri ngerasa udah mikir ga bisa tapi tetep aja coba nyemangatin diri sendiri agar aura positif nya keluar.
- alhamdulilah bisa bertanggung jawab dan siap mengambil resiko. jadi ga pernah kalo udah ngelakuin sesuatu terus pergi gitu aja . pasti bakalan diselesaikan sapai tuntas.
- alhamdulilah aku dapet dorongan yang baik dari keluarga buat membuka usaha walaupun usaha sederhana, keluarga juga bakalan membantu dalam segi finansial maupun tenaga nya.
- aku kepikiran buat mendirikan usaha mengenai olahan lauk, dan itu tuh lingkungan nya mendukung bangetttt, apalagi dekat dengan pantai dan mayoritas bekerja sebgaai nelayan.
- bukan cuman dari keluarga aja tapi temen-temen aku juga ngasih semangat dan doa agar aku bisa memuwujudkan keinginan aku untuk mendirikan usaha.
oke, sahabat semua mungkin hanya itu yang bisa aku bagikan semoga bermanfaat, jangan lupa mampir terus di Blog aku okee :)
Waldrof School
SCHOOL
FUN IS WALDROF SCHOOL
Pendidikan
merupakan suatu keharusan, karena dengan pendidikan manusia akan memiliki
kemampuan dan kepribadian yang berkembang , yang disebut manusia seluruhnya.
Hederson (1959) mengemukakan bahwa pendidikan pada
dasarnya suatu hal yang tidak dapat dielakan oleh manusia, suatu perbuatan yang
“tidak boleh” tidak terjadi, karena
pendidikan itu membimbing generasi muda untuk mencapai suatu generasi yang
lebih baik.
Dalam
undang-undang RI NO. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dikatakan
bahwa: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.
Pendidikan pada hakikatnya mengandung tiga unsur, yaitu
mendidik, mengajar, dan melatih. Ketiga istilah tersebut memiliki pengertian
yang berbeda. Pendidikan dalam pelaksanaanya berbentuk pergaulan antara
pendidik dan anak didik, namun tentu suatu pergaulan yang tertuju kepada tujuan
pendidikan, yaitu manusia mandiri, memahami nilai, norma-norma susila dan
sekaligus ammpu berprilaku sesuai dengan nilai-nilai norma tersebut. Pendidikan
fungsinya membimbing anak didik, dan bimbingan itu akan mempengaruhi anak didik
kearah yang sesuai dengan tujuan yang ditentukan , yaitu untuk mencapai
pendewasaan.
Dalam proses pendidikan, manusia merupakan unsur yang
sangat menentukan guna terselenggaranya pendidikan yang efektif dan efisien,
kedua unsur manusia tersebut adalah pendidik dan anak didik. Pendidik dan anak
didik merupakan kunci bagi terjadinya pendidikan.
Terlihat
di zaman sekarang ini dunia pendidikan sudah berkembang secara pesat baik di
Luar Negeri ataupun di Indonesi itu sendiri . Di Indonesia sudah jelas terlihat
bahwa dunia pendidikannya sudah semakin maju dengan mengikuti perkembangan
zaman . Terutama di Pendidikan Anak Usia Dini dulu Indonesia sangat kurang
memperhatikan akan pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini baik dari pemerintahnya
ataupun masyarakatnya yang menganggap bahwa Anak Usia Dini tidak adanya sekolah
khusus karena dirumah pun anak-anak sudah diajarkan oleh ibunya atau keluarganya
tanpa harus sekolah ke PAUD/TK.
Sebenarnya kehadiran PAUD di Indonesia sudah ada sebelum
terjadinya kemerdekaan. Dimana pada saat terjadinya pergerakan nasional pada
masa penjajahan Belanda (1908-1941) dan masa penjajahan Jepang (1942-1945) PAUD
telah ada . Namun keberadaan Pendidikan Anak Usia Dini di Indonesia tidak akan terlepas dari perkembangan Pendidikan
Anak Usia Dini di dunia Iternasional.
Namun pada masa-masa itu pendidikan hanya diperuntukan
untuk anak-anak keturunan Belanda, Eropa, dan Bangsawan mulai dikenal oleh
Cendikiawan muda pribumi. Semakin pesatnya perkembangan pendidikan Anak Usia
Dini di Internasional dan memberikan dampak yang positif bagi Indonesia karena
, berkembang pesat juga Pendidikan Anak Usia Dini di Indonesia .
Namun,
sekarang Pendidikan Anak Usia Dini sedang gencar-gencarnya menjadi program
pemerintah dalam meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Di kota-kota besar
sekolah PAUD dijadikan syarat untuk masuknya ke jenjang sekolah dasar.
Pendidikan Anak Usia Dini memberikan dampak yang begitu besar dalam proses
perkembangan anak , karena anak usia dini merupakan Golden Age atau masa
keemasan dimana fase ini sangat menentukan kehidupan anak dimasa yang akan
datang. pada masa ini kecerdasan anak benar-benar tinggi dan harus dikembangan
melalui proses belajar yang dikemas dengan bermain dan diterapkan nya karakter
yang baik pada anak agar kedepannya budi pekerti anak baik. Dan sekarang di
perkampungan sudah mulai diadakannya PAUD walaupun sarana dan prasarana nya
masih belum bagus hanya saja itu sudah membantuk anak-anak yang ada
diperkampungan mendapatkan pendidikan dari sejak dini agar kelak mereka tumbuh
menjadi sumber daya manusia yang berkualitas yang dapat memajukan Bangsa
Indonesia ini.
Dalam
sejarah perkembangan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD Early Childhood
Education-ECE) terdapat beberapa nama sebagai filsuf dalam pendidikan anak.
Pemikiran dan gagasan-gagasan mereka sampai saat ini masih digunakan sebagai
acuan untuk mengembangkan penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini di
Indonesia.
dimana sekarang ini sudah banyak sekolah PAUD/TK yang
menerapkan model-model Pendidikan Anak Usia Dini yang digunakan di
Internasional seperti Model Maria Montessori, Model High Scope, Model Bank
Street, Model Waldrof, dan Model Reggio Emilia, ada yang sebagian dari beberapa
model tersebut di gunakan juga di PAUD/TK yang di indonesia walaupun masih
belum semua menerapkan hanya di kota-kota besar saja . Salah satu Model
Pendidikan Anak Usia Dini yang terkenal di Internasional dan digunakan di
PAUD/TK di Indonesia adalah :
a. MODEL PEMBELAJARAN WALDROF
Waldrof berasal dari Eropa dan telah menyebar ke seluruh
dunia. Banyak yang tertarik dengan pendekatan ini karena mereka melihatnya
sebagai sebuah alternatif untuk pendidikan tradisional dan sebagai inspirasi
untuk memperbaiki pendidikan. Model Pembelajaran Waldrof memiliki
tujuan untuk meningkatkan perkembangan anak secara optimal dengan pembelajaran
yang sehat , tidak tergesa-gesa dan disesuaikan dengan perkembangan anak yang
setiap anak pasti memiliki perkembangan yang berbeda-beda.
Tokoh dari pendekatan Waldrof adalah
Rudolf Steiner. Ia dilahirkan di Austria pada tahun 1861. Rudolf Steiner yang
berkarya sampai tahun 1925 memiliki pandangan yang bersumber dari perpaduan
jiwa seseorang humanis dan ilmuwan.
Rudolf Steiner berinisiatif untuk memulai mendirikan
sistem pendidikan yang unik ini. Dia menawarkan usul yang tidak ternilai untuk
pembaruan tidak hanya di dalam dunia pendidikan tetapi juga dalam dunia
kedokteran, pertanian, kesenian, dan ilmu pengetahuan. Dalam program Rudolf
Steiner membuat program pendidikan yang bukan hanya bisa di terapkan di masa
kanak-kanak tapi juga bisa diterapkan hingga sekolah menengah.
Pada
1919, Waldrof Astoria cigarrete Company mendirikan Waldrof School di Stuttgat,
Jerman. Pada awalnya sekolah yang didirikan ini di khususkan untuk anak-anak
yang orang tua nya bekerja di pabrik , agar anak-anak tersebut menjadi lebih
kreatif dan memiliki keseimbangan rasa. Sejak tahun 1928 sekolah Waldrof
memiliki perkembangan yang sangat pesat dengan berdirinya sekolah-sekolah
Waldrof di beberapa tempat.
Pandangan
yang dianut oleh sekolah Waldrof menjadikan anak agar menjadi pribadi yang
aktif, kreativitas, pengetahuan, keterampilan dan rasa percaya diri yang tinggi
melalui proses pembelajran yang dirancang sedemikian rupa agar pembelajarannya
menyenangkan dan anak mengikuti proses pembelajarannya dengan hati senang tanpa
adanya unsur paksaan dalam diri anak sehingga anak dapat merasaskan kegembiraan
ketika berada di lingkup pendidikan Waldrof dan anak akan memasuki dunia nya
dengan baik dan dapat bekerja sama dalam mengubah kehidupan menjadi lebih baik.
Keberadaan
anak di pendidikan Waldrof sebagai individu mendapat perhatian serta
penghargaan yang besar untuk anak. Di sekolah Waldrof diseluruh dunia anak
mendapatkan perlakuan secara spesial selayaknya tuan putri yang akan dilindungi
dari seagala bentuk kekerasan dan ancaman-ancaman yang membahayakan dirinya.
Sehingga anak akan merasakan kenyamamanan dan merasakan kasih sayang yang besar
dari para guru anakpun akan merasa sekolah itu sebagai rumah kedua mereka dan
para guru menjadi orang tua ke dua disekolah , bahkan saking menyenangkan nya
pendidikan Waldrof kadang ada anak yang lebih betah berada di sekolah di
bandingkan di rumah.
Anak-anak disekolah Waldrof di didik dengan pembelajaran
yang sealamiah mungkin semua berhubungan dengan alam namun secara hati-hati
serta didik agar bisa hidup mandiri agar tumbuh dalam kehidupan yang baik tanpa
harus terus-terusan dibantu oleh orang dewasa.
Sekolah
Waldrof memiliki keunikan yang tersendiri yaitu dari profil guru-gurunya dan
pembelajarannya . Guru harus berpartisipasi secara aktif dalam mengoperasikan
sekolah. Badan pengurus utama sekolah terdiri dari empat kelompok, yaitu fakultas,
yayasan, perguruan, dan Dewan komite orang tua. Prinsip yang sangat terkenal
disekolah Waldrof adalah accept the
children with reverence ( terima anak-anak dengan penghormatan) , educate them with love ( didik anak
dengan cinta ) dan send them froth in
freedom (beri kesempatan kepada anak-anak untuk meraih kemajuan dengan
bebas).
Pendidikan di Waldrof sangat unik, khususnya dalam
kapasitas bagaimana anak-anak diajarkan dan ketika mereka belajar banyak subjek
anak-anak diberikan kebebasan untuk mengeksplorasikan dirinya dan dibiarkan
bermain di alam terbuka agar anak lebih mengenal lagi mengenai lingkungan
sekitarnya. Meskipun, demikian Rudolf Steiner menawarkan program langsung yang
spesifik kepada para guru. Dia menekankan bahwa seorang harus bekerja keras
dalam menciptakan proses pembelajarannya yang membantu anak agar tumbuh dengan
baik melalui isi dan materi pembelajaran dari pengalaman artistik dan
pengalaman kehidupannya.
Objek
pembelajaran di Waldrof melalui berbagai kegiatan yang melibatkan anak secara
langsung bersentuhan dengan kegiatan tersebut sehingga mereka memperoleh pengalaman
dari hasil belajar. Karena di Waldrof mengikut sertakan anak dalam kegiatan
secara langsung sangatlah penting anak bisa belajar dari pengalaman yang ia
dapatkan dan menjadikan anak menjadi pribadi yang percaya diri serta kreativ.
Tujuan
akhir dari seorang guru Waldrof adalah membantu anak agar mampu menghubungkan
antara kapasitas bawaan termasuk imitasi dan imigasi anak dengan pengalaman
pendidikan yang diperoleh dalam kehidupan nyata yang akan mereka jalani secara
sungguh-sungguh.
Evaluasi
pembelajaran dalam kurikulum Waldrof itu dengan dimulai dari meminta data-data
dan mengumpulkan informasi kepada orang tua mengenai kegiatan anak di rumah.
Guru tidak menggunakan penilaian dalam evaluasi pembelajaran tapi lebih pada
pemahaman mengenai anak agar dapat melakukan proses pembelajaran dikelas dengan
baik dan diterima oleh anak.
Metode ini dimaksudkan agar guru menjadi lebih kreatif
lagi dalam menafsirkan permasalahan-permasalahan yang terjadi pada anak dan
dapat menemukan solusinya .
Konteks
Pendiidkan Waldrof sendiri tidak hanya diterapkan di PAUD/TK saja tapi
pendidikan Waldrof diterapkan juga di Sekolah Dasar , bahkan pada era sekarng pendidikan
Waldrof juga sudah ditiru di sekolah negeri.
Di
Indonesia sendiri sudah ada dibeberapa kota yang menerapkan pendidikan model
Waldrof baik pada tingkat PAUD/TK maupun tingkat sekolah dasar. Salah satu
contoh yang menerapkan pendidikan model Waldrof
di tingkat PAUD/TK yaitu:
1. JAGAD
ALIT-WALDORF SCHOOL
Jagad Alit
ini beralamat di Jl. Babakan Jeruk III, Sukagalih, Sukajadi, Kota Bandung, Jawa
Barat 40163. Pada mulanya Jagad Alit ini terbentuk dari sebuah comunity yang
terdiri dari orang tua, psikolog dan guru yang mengikuti study group yang mempunyai pemikiran bahwa pendidikan
anak usia dini bukan hanya berfokus pada intelegensia anak semata. Sehingga di
bentuk PAUD yang dinamakan Jagat Alit yang menganut model pendidikan Waldrof ,
murid yang ada di Jagat Alit saat ini berjumlah 14 orang dengan jumlah guru 5
orang yang masuk ke kelas berjumlah 3 orang dan untuk.
Struktur organisasi yang ada di Jagat Alit di
ambil dari cara berpikir Rudolf Steiner yaitu, manusia bisa bekerja dalam
posisi belajar dan dalam posisi sejajar.
Oleh karena itu struktur organisasi di Jagad Alit semua dalam level yang sama
hanya saja ada pembagian tugas nya tetapi semua berkontribusi untuk
keberhasilan Jagat Alit dalam membimbing dan membantu anak untuk memiliki
kepribadian yang baik serta bertanggung jawab langsung terhadap sekolah . apabila
terjadi permasalah di Jagad Alit diadakannya Scolef Teacher artinya sekumpulan
guru-guru yang bermusyawarah untuk mufakat.
Jagad Alit tidak memiliki kurikulum
yang khusus kurikulum yang mereka terapkan adalah bermain karena menurut mereka
di PAUD hanya ada bermain dan bermain , tetapi bermain yang mengandung unsur
pembelajaran yang tanpa disadari oleh anak-anak bahwa mereka sedang belajar. acuan
kurikulum nya yaitu yang sesuai dengan tahapan perkembangan dari dua belas
indera manusia, yaitu :
a)
Tahapan 0-7 tahun fokus pada Lower
senses : touch life, movement, balance
b)
Tahapan 7-14 tahun fokus pada Middle
senses : sight, taste, smell, warmth
c)
Tahapan 14-21 tahun fokus pada Upper
senses : hearing, word, thought, ego
Yang lebih dikembangkan oleh Jagad Alit pada usia 0-7
tahun dan fokusnya kepada tiga
aspek/bagian dari manusia yaitu kemauan atau tindakan dari diri sendiri
(willing), perasaan (feeling), dan pemikiran (thinking) yang dikembangkan
melalui tangan (hands), hati (heart), dan kepala (head).
Visi dan
Misi dari Jagad Alit mengacu pada Rudolf Steiner . Stainer berpendapat bahwa
anak berkembang melalui pengalaman dan proses berpikir. Perkembangan diri anak
adalah perkembangan kesadaran. Anak perlu banyak berhubungan dengan
lingkungannya dan mengeksplorasi lingkungan untuk memperoleh suatu pemahaman.
Pembelajaran perlu dilakukan dengan menggunakan media yang berkaitan dengan
lingkungan. Jadi Visi dan Misi dari Jagad Alit mengharapkan seorang anak tumbuh
dan berkembang menjadi orang dewasa yang kehidupannya baik dengan memberikan
kebebasan pada anak ketika bermain namun dengan pengawasan yang baik.
Di Jagat Alit ini peran orang tua
terhadap sekolah sangat besar karena diikut sertakan dalam kegiatan sekolah
bahkan pada acara 17 Agustusan orang tua lah yang menyelenggarakannya, bahkan ada juga orang tua yang menawarkan
bantuan sendiri seperti mengecat kelas, menanam pohon, dan orang tua diharapkan
menjadi bagian dari sekolah. Jadi kolaborasi yang ada pada orang tua dan guru
sangat terjalin dengan baik hal itu juga akan mempengaruhi terhadap kemajuan
sekolah Jagad Alit.
Sarana dan prasarana yang terdapat di
Jagad Alit sangat sederhana sekali yang kebanyakan bahannya terbuat dari bahan
alami yang diolah menjadi berbagai bentuk . terdapat satu ruang kelas, satu
ruang dapur, 2 kamar mandi, kantor dan area bermain outdoor. di lingkungan
Indoor sendiri banyak barang yang terbuat dari bahan alam semisalnya
tempat-tempat permainan itu banyak yang terbuat dari bambu yang di anyam bahkan
ruangan dapur hampir semua terbuat dari
kayu mulai dari open kue, alat-alat makan dan sebagainya. Di area outdoor semua
permainan anak terbuat dari alam seperti ayunan, jungkitan itu terbuat dari
kayu. Area kamar mandi juga tempat tissue, tempat cuci tangan terbuat dari kayu
yang dibentuk sedemikian rupa.
Proses pembelajaran di Jagad Alit dari
hari keharinya mempunyai kegiatan yang berbeda-beda. Jadwal kegitan senin-jumat
:
a)
Senin :
Nyapu dan Bermain Benang
b)
Selasa :
Berkebun
c)
Rabu :
Libur
d)
Kamis :
Menggergaji, Menghampelas kayu
e)
Jumat :
Membersihkan kolam ikan
Pembelajaran di Jagad Alit sendiri dikemas dengan semenarik mungkin dari mulai anak-anak datang kesekolah hingga
mereka pulang agar mereka tidak merasa bosan selama berada disekolah. Selama
anak bermain mereka benar-benar diberi kebebasan dalam memilih permainan yang
mereka inginkan. Tidak ada kata larangan yang terucap dari para guru kepada
anak ketika mereka bermain apabila anak bermain yang sangat berbahaya maka guru
akan melarangnya bermain tapi tidak menggunakan kata-kata larangan seperti
jangan , guru akan mengalihkan anak kepermainan yang lain. Kebebasan disini
bukan hanya sekedar membebaskan tetpai kebebbasan dalam pengawasan. Bahkan
permainan outdoor yang ada di Jagad Alit seperti jungkat-jungkit dan jalan
dipapan diatas ban merupakan pemikiran anak bukan dari gurunya , awalnya ada
palang bambu yang tergeletak begitu saja dan ada anak yang meminta kayu
tersebut dipindahkan keatas batang pohon sehingga terbentuklah jungkat-jungkit, sama halnya dengan permainan berjalan diatas
papan yang di ban itu juga merupakan hasil dari pemikiran dan kreativitas anak.
Dalam melatih kesabaran anak melalui menggemgam lilin
yang lumayan susah dibentuk sampai lilin tersebut bisa dibentuk oleh anak.
Pembelajaran di Jagad Alit benar-benar membebaskan anak tidak memaksakan anak
untuk belajar . Proses pembelajaran di Jagad Alit sendiri guru yang lebih dulu
melakukan pembelajran seperti meronce guru tidak mengajak anak tapi anak yang
menghampiri guru nya untuk ikut meronce karena, anak mempunyai rasa ingin tahu
yang tinggi ketika dia melihat gurunya melakukan sesuatu yang menurutnya
menarik maka, dia akan datang sendiri tanpa harus diajak oleh gurunya.
Anak dibiarkan mengeksplorasikan dirinya dan ketika
melakukan permainan di indoor anak dibiarkan mengambil dan membereskan
permainannya sendiri , disini anak dituntut untuk bertanggung jawab terhadap
barangnya dan diri sendiri.
Evaluasi
Pembelajaran yang diterapkan di Jagad Alit di kemas dalam bentuk deskriftif
dimana setiap anak memiliki buku catatan sendiri dalam waktu satu semester dan
menceritakan segala sesuatu yang dialami di kehidupannya sehari-hari dalam buku
cerita tersebut dan dijadikan sebagai acuan oleh guru untuk menentukan isi
serta materi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan anak.
Keunikan dari pembelajaran di Jagat
Alit sendiri dari cara para guru membimbing dan membentuk karakter anak agar
menjadi pribadi yang kreatif, percaya diri, mandiri, dan berbudi pekerti
melalui pemberian kebebasan pada diri anak sehingga anak dapat mengeksplorasi
dirinya sendiri didampingi pengawsan dari para guru , dari segi konsep
ruangannya pun sudah unik dan menari berbeda dari PAUD/TK kebanyakan yang ruang
kelasnya biasa saja , sedangkan di Jagat
Alit ruang kelasnya itu berbeda seperti bukan ruangan kelas seperti ruangan
yang di konsep bagaikan dinegeri dongeng dan itu tentu membuat anak merasa
tertarik dan betah berada disekolah. Uniknya lagi disekolah Waldrof Jagat Alit
sangat dilarang yang namanya penggunaan alat elektronik bahkan anak-anak sama
sekali tidak boleh melihat alat elektronik dilingkungan sekolah seperti
handphone karena itu akan menganggu terhadap berlangsungnya proses pembelajaran
dan anak juga akan kurang fokus karena perhatiannya teralihkan pada alat elektronik.
Poto
Sekolah Waldrof di Jagad Alit





2000: Kerangka Aksi Forum Pendidikan Dunia (Dakar)
PEMBAHASAN
A. 2000: Kerangka Aksi Forum Pendidikan Dunia (Dakar)
Kerangka Aksi
Pasal
3:
Prinsip
dasar kerangka ini adalah bahwa sekolah seyogyanya mengakomodasi semua anak …
ini seyogyanya mencakup anak penyandang ketunaan dan anak berbakat, anak
jalanan dan anak yang bekerja, anak dari kaum pengembara atau daerah terpencil,
anak dari kelompok minoritas berdasarkan bahasanya, etniknya atau budayanyadan
anak dari kelompok atau daerah lain yang kurang beruntung atau terkepinggirkan
…. Tantangan yang dihadapi oleh sekolah inklusif adalah bahwa harus
dikembangkannya pedagogi yang berpusat pada diri anak yang mampu mendidik semua
anak.
Pasal
4:
…
perbedaan umat manusia itu normal adanya dan pembelajaran harus disesuaikan
dengan kebutuhan anak, bukannya anak yang disesuaikan dengan asumsi-asumsi yang
tidak berdasar. … Pedagogi yang berpusat pada diri anak akan menguntungkan bagi
semua siswa, dan akhirnyajuga bagi keseluruhan masyarakat. … ini dapat sangat
menurunkan angka putus sekolah dan tinggal kelas. … di samping menjamin
tercapainya tingkat pencapaian rata-rata yang lebih tinggi … Sekolah yang
berpusat pada diri anak juga merupakan tempat pelatihan untuk masyarakat yang
berorientasi pada orang-orang yang menghargai perbedaan dan martabat seluruh
umat manusia.
Pasal
6:
Inklusi dan partisipasi itu sangat penting
bagi martabat manusia dan bagi terwujudnya dan dilaksanakannya hak asasi
manusia.
Pasal
7:
Prinsip
mendasar dari sekolah inklusif adalah bahwa semua anak seyogyanya belajar
bersama-sama, sejauh memungkinkan, apa pun kesulitan atau perbedaan yang ada
pada diri mereka. Sekolah inklusif harus mengakui dan tanggap terhadap
keberagaman kebutuhan siswa-siswanya, mengakomodasi gaya dan kecepatan belajar
yang berbeda-beda…
Pasal 10:
Pengalaman
menunjukkan bahwa sekolah inklusif, yang memberi layanan kepada semua anak di
masyarakat, sangat berhasil dalam menggalang dukungan dari masyarakat dan dalam
menemukan cara yang imaginative dan inovatif untuk memanfaatkan ketersediaan
sumber-sumber yang terbatas.• Pasal 18: Kebijakan pendidikan pada semua level,
dari level nasional hingga local, seyogyanya menetapkan bahwa seorang anak
penyandang ketunaan bersekolah di lingkungan tempat tinggalnya, di sekolah yang
akan dimasukinya andaikata dia tidak memiliki ketunaan.
Lampiran 5: Konferensi Dakar
Pada
bulan April 2000 lebih dari 1100 peserta dari 164 negara berkumpul di Dakar,
Senegal, untuk Forum Pendidikan Dunia. Dari guru hingga perdana menteri, dari
akademisi hingga pembuat kebijakan, dari lembaga nonpemerintah hingga ketua
organisasi internasional utama, mereka menetapkan Kerangka Aksi Dakar,
Pendidikan untuk Semua: Memenuhi Komitmen Kolektif, yang terdiri dari 2000
kata.Pendidikan untuk Semua: Memenuhi Komitmen KolektifTeks yang ditetapkan
oleh Forum Pendidikan Dunia di Dakar,Senegal, 26-28 April 20007. Kami dengan
ini secara kolektif menyatakan komitmen kami untuk mencapai tujuan-tujuan
berikut:
(i)
Memperluas dan meningkatkan perawatan dan pendidikan usia dini yang
komprehensif, terutama bagi anak-anak yang paling rentan dan kurang beruntung;
(ii)
Menjamin bahwa menjelang tahun 2015 semua anak, terutama anak perempuan, anak
yang mengalami keadaan yang sulit dan mereka yang termasuk etnik minoritas,
memperoleh akses ke dan menamatkan pendidikan dasar wajib dan bebas biaya
dengan kualitas baik;
(iii)
Menjamin bahwa kebutuhan belajar semua anak dan orang dewasa dipenuhi melalui
kesamaan akses ke program pembelajaran dan keterampilan kehidupan yang tepat;
(iv)
Mencapai 50 persen perbaikan dalam tingkat melek huruf di kalangan orang dewasa
menjelang tahun 2015, terutama untuk perempuan, dan kesamaan akses ke
pendidikan dasar dan lanjut untuk semua orang dewasa;
(v)
Menghilangkan kesenjangan gender dalam pendidikan dasar dan menengah menjelang
tahun 2005, dan mencapai kesamaan gender dalam pendidikan menjelang tahun 2015,
dengan focus pada jaminan terhadap kesamaan akses ke dan pencapaian dalam
pendidikan dasar berkualitas bagi anak perempuan;
(vi)
Meningkatkan semua aspek kualitas pendidikan dan menjamin kualitas terbaik bagi
semua sehingga hasil belajar yang terakui dan terukur dapat dicapai oleh semua,
terutama dalam baca/tulis, berhitung dan keterampilan kehidupan yang
esensial.28 April 2000, Dakar, SenegalLampiran 6: Apa yang Terjadi pada Forum
Pendidikan Dunia? Instituto Fronesis, Mei 2000, Sebuah Kritik dari Selatan,
dari Kampanye NGO (Dakar, Senegal,
26-28 April 2000), Rosa MarΓa
Torres,http://www.campaignforeducation.org/_html/docs/welcome/frameset.shtml“Tidak
banyak yang terjadi di Dakar.
Ini
merupakan pertemuan yang sangat besar dan mahal tanpa cahaya dan tanpa harapan,
dengan logistik yang rumit, dengan sedikit kejutan dan dengan hasil yang sudah
diantisipasi, sebagaimana biasanya pada peristiwa-peristiwa yang pada dasarnya
hanya untuk membahas dan menyepakati dokumen-dokumen yang sudah dipersiapkan
sebelumnya dansudah melalui berbagai draft. Yang masih terbuka untuk
didiskusikan hanyalah bentuknya, bukan isinya: mengganti,menghapus atau
menambahkan kata, memindahkan paragraph, atau lebih menonjolkan satu gagasan tertentu
di antara gagasan-gagasan lain. Sering kali, perdebatan dan kemenangan berkutat
sekitar "memasukkan " kalimat atau paragraph yang dipandang relevan
oleh setiap orang atau kelompok dari sudut pandangnya atau bidang minatnya
masing-masing: pendidikan bagi anak perempuan, melindungi lingkungan,
penghapusan hutang, perkembangan anak usia dini, anak jalanan, pemberantasan
mempekerjakan anak, perspektif gender, pencegahan HIV/AIDS, kelompok terasing,
kerjasama Selatan-Selatan, pengembangan guru, keterlibatan masyarakat, perang
melawan kemiskinan, dan seterusnya.
Hasilnya
adalah dokumen yang mencakup segala hal, mencakup setiap orang tetapi tidak
mewakili ataupun memuaskan pihak tertentu. Itulah yang selalu terjadi dengan
dokumen dan deklarasi internasional, dan akhirnya dokumen-dokumen itu menjadi
sangat umum, kembali ke hal-hal yang biasa, berisikan kekaburan dan ambiguitas,
dan menciptakan ilusi tentang idealisme bersama, consensus dan
komitmen.Pendidikan untuk Semua 1990-2000 pada dasarnya merupakan rencana
pergerakan top-down, yang dilaksanakan dan dievaluasi oleh elit politik dan
teknokrat internasional dan nasional, dengan sedikit sekali informasiatau
dorongan untuk berpartisipasi diberikan kepada warga masyarakat, bahkan juga
kepada guru ataupun peneliti danspesialis pendidikan. Rencana Pendidikan untuk
Semua di tingkat nasional biasanya merupakan rencana pemerintah, yang
digariskan dan dibahas di belakang pintu tertutup olehfungsionaris nasional dan
internasional.
Pertemuan
global,regional dan nasional untuk memonitor PUS merupakan pertemuan yang
dihadiri oleh sejumlah kecil wajah yang dikenal masyarakat. Sedikit saja orang
yang tahu tentang pekerjaan yang dilakukan oleh Forum PUS – badan internasional
yang memonitor PUS, yang sekretariatnya terletak di kantor UNESCO, di Paris –
atau tentang komposisikomite pengarahnya, pertemuan-pertemuan yang diadakannya
dan keputusan-keputusan yang diambilnya. Asesmen akhir dasawarsa PUS bagi
banyak orang merupakan peringatan
bahwa ada sesuatu yang disebut Pendidikan untuk Semua, yang tengah dievaluasi
oleh orang lain dan yang sudah hampir berakhir.Lima belas tahun ke depan tidak
boleh merupakan pengulangan cerita ini. Tidak mungkin memisahkan antara
pemikiran (top) dengan tindakan (bottom), baik dalam hubungan antara lembaga
internasional dengan pemerintah nasional ataupun dalam hubungan antara
pemerintah nasional/lokal dengan masyarakat nasional/lokal.
Menerima
pembedaan ini berarti menerima bahwa terdapat pihak tertentu yang merencanakan
dan pihak lain yang terbatas pada pelaksanaannya, bahwa investigasi dan
analisisnya sudah dilakukan dan bahwa yang tersisa hanyalah mengkonversinya ke
dalam rencana aksi. Melakukan sesuatu secara baik berarti berpikir dan
bertindak pada semua level. Mendiskusikan diagnosis dan strategi yang
ditetapkan pada level makro, dan mengemukakan saran-saran tentang "apa
" dan"bagaimana" untuk setiap konteks yang spesifik, merupakan
tugas untuk Forum PUS Nasional dan untuk masyarakat sipil secara keseluruhan.
B. Intisari 2000: Kerangka Aksi Forum Pendidikan Dunia (Dakar)
1.
Akan
di perluas dan ditingkatkan perawatan pada pendidikan anka usia dini yang
komprehensif , dan di khuskan untuk anak-anak yang kurang beruntung.
2.
Adanya
jaminan untuk semua anak terutama untuk anak perempuan pada tahun 2015 bahwa
mereka akan mendapatkan bantuan untuk memperoleh pendidikan dan menamatkan
pendidikan nya tanpa dikenakan biaya .
3.
Akan
adanya perbaikan mengenai tingkat melek hurup untuk orang dewasa terutama kaum
perempuan .
4.
Dihilangkannya
kesenjangan gender agar semua orang bisa mendapatkan akses pendidikan yang
sama dan mendapatkan kesamaan gender
sehingga semua orang mempunyai hak untuk mendapatkan pendidikan yang
berkualitas.
5.
Untuk
meningkatkan semua aspek yang berhubungan dengan pendidikan agar pendidikan yang
ada memiliki kualits yang baik sehingga hasil belajar yang didapat mendapatkan
hasil yang seoptimal mungkin terutama dalam bidang membaca dan menulis serta
kemampuan berhitung dapat tercapai dengan baik.
6.
Semua
anak berhak mendapatkan pendidikan yang sama tanpa adanya perbedaan-perbedaan
pada setiap anak .
Langganan:
Postingan (Atom)